Rupat Pulau terluar Yang Dijuluki Malaysia Dari Riau
(travel.detik.com)-BENGKALIS; Rupat, pulau terluar berada di Riau. Menjadi satu dari sekian tapal batas, Rupat juga dijuluki Malaysia dari Riau. Dalam ekspedisi tapal batas detikcom yang didukung Bank BRI, detikTravel menjelajah ke Pulau Rupat di Provinsi Riau yang masuk jajaran pulau terluar Indonesia.
Bagi traveler yang belum tahu, Pulau ini bertetangga dengan kota pelabuhan Dumai yang identik dengan perusahaan minyak dan gerbang masuk dari Selat Malaka, Malaysia. Terpisah oleh perairan Dumai, Pulau ini berjarak 90 menit perjalanan darat dari Pekanbaru dan 30 menit perjalanan laut dari Dumai. Namanya santer sebagai destinasi yang naik daun setelah dibukanya Tol Pekanbaru Dumai (Tol Permai).
Bicara gerbang masuk dari Selat Malaka, Pulau Rupat berjarak lebih dekat dari Malaysia ketimbang Dumai. Dari Kecamatan Rupat Utara, jarak menuju Port Dickson di Malaysia 38 Km. Saat hari cerah, traveler bahkan dapat melihat Port Dickson dari Teluk Medang di Rupat Utara.
Akibat jarak yang dekat itu, budaya dan identitas Malaysia bercampur di Pulau Rupat. Saking lekatnya, Pulau ini dijuluki Malaysia dari Riau. Fakta itu dijelaskan Pelaksana Jabatan (PJ) Bupati Bengkalis, Syahrial Abdi saat diwawancarai detikTravel di Pekanbaru beberapa waktu lalu.
“Sejarahnya 500 tahun lebih mengikuti sejarah Kerajaan Melayu Tua, sejarahnya meliputi Pulau Sumatera dan Malaysia yang ada di seberang kita. Bagaimana di sana (Rupat-red) ada tradisi yang khas, notabene juga ada di Malaysia sana karena budayanya sama,” ujar Abdi.
Persamaan Budaya Rupat dengan Malaysia
Merujuk sejarah, Rupat bagian dari Kerajaan Melayu Tua yang dulu daerahnya meliputi Malaysia. Oleh sebab itu, ada kesamaan budaya di Rupat dan Malaysia. Hal serupa diceritakan Sekretaris Camat Rupat Utara, Ahmad Tarmizi di kantornya pada detikTravel. Karena kedekatan jarak, tak sedikit masyarakat Rupat yang punya saudara di Malaysia.
“Kebetulan, Pulau Rupat ini pulau terluar dan keluarga disini banyaknya tinggal di Malaysia. Mereka kadang hanya pulang acara keluarga, tapi tetap sebagai WNA” ungkap Ahmad. Tak heran kalau budaya di Pulau Rupat dan Malaysia mirip. Yang paling lumrah, tak jarang kita jumpai warga bicara dengan bahasa melayu.
Fakta menarik lain, dulu uang Ringgit beredar di Pulau Rupat setelah sistem barter memudar. Itu bagian masa lalu yang perlahan hilang. “Kalau dulu macam tak ada batas. Dulu kita bawa kelapa ke perbatasan di laut itu dan barter gula makanan lain sembako, waktu itu berlaku dua mata uang, ringgit dan rupiah,” cerita Ahmad.
Dengan semakin ketatnya aturan perbatasan dan keimigrasian, praktek transaksi uang Ringgit di Rupat mulai memudar. Seiring dibukanya Tol Permai, perlahan wisata mulai bangkit di Pulau Rupat. Kabar itu disambut baik oleh Pemimpin Cabang BRI Dumai, Muhammad Fendi Maulana saat bertemu detikTravel di Rupat Tengah.
“Sekarang Rupat mengalami pertumbuhan ekonomi luar biasa menambah perkembangan Pulau Rupat. Salah satunya dari sektor pariwisata mulai berkembang dengan destinasi wisata dan masyarakatnya membuka diri untuk perkembangan ini dan menyambut baik ada BRI,” pungkas pria yang disapa Fendi.
Melihat pariwisata yang bergeliat di Pulau Rupat, Bank BRI hadir untuk memfasilitasi usaha terkait pariwisata dan menjembatani wisatawan yang datang. Itulah profil pembuka tentang Pulau Rupat yang jadi destinasi tapal batas detikcom.
(Johanes Randy Prakoso; Bahan dari : https://travel.detik.com/domestic-destination/d-5281075/rupat-pulau-terluar-yang-dijuluki-malaysia-dari-riau)-FatchurR *