Kesehatan

Sering Lupa Gejala Awal Demensia Alzheimer

(beritasatu.com)- Pikun sering dianggap biasa dialami kalangan lansia) sehingga demensia alzheimer seringkali tidak terdeteksi. Padahal, gejalanya dapat dialami sejak usia muda (early on-set demensia).

 

Deteksi dini membantu penderita dan keluarganya menghadapi dampak penurunan fungsi kognitif dan pengaruh psiko-sosial dari penyakit ini lebih baik.

 

“Meski demensia mayoritas dialami lansia, kondisi ini bukan hal normal,” kata Ketum PP Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi), Dr dr Dodik Tugasworo P SpS(K), di sela Digital Media Briefing ‘Pikun Bukan Hal Normal, Kenali Gejala dan Segera Obati’, (14/9/2020).

 

Dodik mengatakan, demensia alzheimer itu penyebab utama ketidakmampuan dan ketergantungan lansia pada orang lain. Penyakit ini berdampak fisik, psikososial, sosial, dan beban ekonomi tak hanya bagi penderita tapi juga keluarga dan lingkungan sekitar. Estimasi jumlah penderitanya di Indonesia (2013) satu juta orang. Jumlah itu akan meningkat drastis 2x lipat pada 2030, dan jadi 4 juta orang (2050).

 

“Bukannya menurun, tren penderita Demensia Alzheimer di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya. Kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang Demensia Alzheimer mengakibatkan stigmatisasi dan hambatan dalam diagnosis dan perawatan. Oleh karena itu, edukasi kepada masyarakat dan tenaga kesehatan secara terus menerus sangat penting,” ungkapnya

 

Ketua Studi Neurobehavior Perdossi, dr Astuti, Sp.S(K), mengatakan penyakit ini memiliki faktor risiko yang bisa dimodifikasi seperti penyakit vaskular, hipertensi, metabolik, diabetes, dislipidemia, pascacedera kepala, pendidikan rendah, depresi dan yang tidak bisa dimodifikasi yaitu lansia, genetik yaitu memiliki keluarga yang mengalami Demensia Alzheimer.

 

“Selain tahu faktor risikonya, penting menyadari demensia alzheimer bersifat kronis progresif, artinya makin bertambah kerusakan otak seiring bertambahnya umur. Sehingga deteksi dini penting bagi penyakit ini. Dengan deteksi dini, pasien cepat ditangani sehingga kerusakan otak karena alzheimer dapat diperlambat,” paparnya.

 

Presdir PT Eisai Indonesia (PTEI), dr Iskandar Linardi, mengatakan dalam rangka Alzheimer Awareness Month pada fungsi kognitif September-2020, Eisai Indonesia dan Perdossi mengadakan kampanye edukatif, #ObatiPikun dan mengenalkan metode deteksi dini demensia alzheimer melalui EMS (E-memory screening). EMS diluncurkan (20/9/2020) bertepatan adanya Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia.

 

“Harapannya, makin banyak masyarakat yang mengetahui mengenai penyakit dan gejala demensia alzheimer serta langsung take action dengan konsultasi ke dokter untuk melakukan deteksi dini dan mendapatkan rekomendasi penanganan segera,” tutupnya.

 

(Indah Handayai; FER;  Bahan dari  :  BeritaSatu.com dan https://www.beritasatu.com/kesehatan/676253/sering-lupa-bisa-jadi-gejala-awal-demensia-alzheimer)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close