Info Daerah n OpiniIslam

Zona Muhasabah GeMA Jumat pagi-Al Qabidh-Maha Menyempitkan Ya Basith-Maha Meluaskan

(Oleh : Suradi-Tangerang Selatan)-Mengapa menjadi dalam paket pembahasan?.

Menarik bagi kta dalam pemabahasan pemaknaan Asmaul Husna kali ini sehingga memunculkan sebuah pertanyaan mengapa menjadi satu paket pembahasan.

Sebagai ilustrasi dalam kehidupan keseharian kita, sering dihadapkan sebuah aktualitas terkadang manusia tidak mampu memahami kelapangan ketika ada kesempitan dan tidak mampu memahami kesempitan ketika ada kelapangan.

AL-QABIDH (Maha Menyempitkan) dan AL-BASITH (Maha Meluaskan) disebut secara bersamaan karena maknanya seakan berlawanan tetapi pada hakikatnya saling menyempurnakan dan melahirkan keagungan bagi Pemiliknya.

Ibarat kepalan telapak tangan, ada kalanya dibuka kepalan telapak tersebut dan ada kalanya ditutup.

Allah terkadang menahan untuk memberi,  Allah menghinakan seseorang untuk memuliakannya. Allah menahan tapi tidak memberi. Ibarat cucu kita  minta es krim apakah selalu kita berikan? Ada kalanya tidak kita berikan karena sedang sakit flu atau cuacanya  sedang hujan atau dingin.

Terkadang pemberian itu penahanan. Dalam kelapangan terkadang tertahan untuk datang sholat berjamaah di masjid, hadir ke majlis ilmu dan kegiatan ibadah lainnya. Penahanan itu juga bisa  pemberian. Seseorang lebih banyak diberikan waktu untuk sholat tahajud sholat berjamaah di masjid.

Ayat  Al Quran yang mendasarinya.

(Q.S.2 : 245) “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan memperlipat-gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”

(Q.S.30:37) “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.”

(Q.S.65:3) “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”

(Q.S.6:125) “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.”

Pengaruh positif.

Menerima keputusan Nya dengan penuh ridha karena yakin dengan kasih saying Nya. Hidup manusia adalah pergantian antara keberhasilan dan kegagalan. Hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang dan lapang.

Aplikasi dalam kehidupan.

Mohonlah kepada Allah agar berkenan menyempitkan kita dalam segala hal yang tidak diridhai Nya, misal menuruti tipu daya duniawi dan hawa nafsu. Selalu berhusnuzhan kepada Allah dan meyakini setelah kesulitan selalu ada kemudahan. Berusaha melapangkan urusan orang lain, tidak membebani hatinya dengan kesusahan ataupun membiarkan saudaranya berada dalam kesusahan.

Tiga janji Allah.  

Pertama, melipatgandakan. Ketaqwaan seseorang tidak berbandig lurus dengan harta tetapi berbanding rezekinya datang dari tempat yang tidak terduga. Harta bagian kecil dari rezeki, yang lainnya bisa berupa kesehatan dan ilmu yang bermanfaat. Ciri-ciri orang yang bertaqwa kepada Allah antara lain : rezeki ujian dari Allah, ketika rezeki disempitkan bukan berarti dihinakan.  Kapan menikmati indahnya beribadah? Ketika malam hari.

Kedua, menyempitkan dan melapangkan hati. Hartanya banyak hatinya sempit (kaya raya namun temennya sedikit), Hatinya lapang hartanya sempit (Banyak temen hartanya sedikit).

Ketiga, KepadaNya kita akan kembal dengan cara taubat. Allah membentangkan tangannya kepada orang atau hambaNya yang bertaubat. Ssesungguhnya Allah membuka tangannya untuk menerima taubat.

 Mutiara hikmah.

Dalam mengarungi samudra kehidupan ini ibarat naik kapal laut yang membutuhkan dua alat yaitu kompas dan jangkar. Kompas mengandung makna tujuan hidup luruskan pada jalan agama Allah. Jangkar untuk menahan nilai-nilai spiritual dengan Minta (Dari Allah), Laka (Untuk Allah) dan Ilaika (Pulang kembali kepada Allah).

(Oleh : Suradi-Tangerang Selatan; Sumber GeMA Jumat pagi, 2 April  bersama Ustadz Abdul Haris Muchtar)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close