Wisata dan Kuliner

Kwatisore-Desa Hujan di Papua

(cnnindonesia.com)-JAKARTA, Selain Raja Ampat, Papua memiliki sejumlah destinasi wisata alam yang  menarik untuk dikunjungi. Salah satunya Desa Kwatisore di Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Nabire, Papua.

Desa Kwatisore paling pas dikunjungi pagi hingga siang hari karena seringnya hujan yang turun di sore hari sekalipun musim kemarau. Ini juga yang menjadi alasan desa ini dinamai ‘Kwatisore’, yang berasal dari kata ‘khawatir’ dan ‘sore’, di mana penduduk selalu merasa khawatir saat sore tiba.

Mengutip dari laman  Travel Detik, Desa Kwatisore adalah desa bebas kendaraan bermotor. Tak heran jika udara di desa ini begitu bersih dan bebas polusi asap kendaraan.

Tak hanya bersih asap polusi, pengunjung yang datang ke Desa Kwatisore akan disuguhi deretan rumah-rumah warga yang tersusun rapi. Penduduk di desa ini juga dikenal ramah dan sering menghabiskan waktu dengan bercengkrama sepulang dari bekerja.

Sebagian besar penduduk Kwatisore memiliki pekerjaan sebagai nelayan tradisional. Mereka menggunakan kole-kole (longboat) untuk menangkap ikan di laut.

Mengutip dari laman destinasi wisata, Desa Kwatisore juga tempat yang cocok untuk melihat spesies hiu laut. Kawanan hewan berukuran besar ini sering muncul di sekitar perairan.

Tak hanya itu, hewan pemakan organisme planktonik ini sering muncul di samping perahu nelayan sehingga mereka kerap disebut sebagai ‘ikan hantu’. Pengunjung yang ingin melihat aksi ikan hantu dari dekat bisa menyewa kapal nelayan lalu tinggal menunggu ikan datang.

Jika kurang puas, pengunjung bisa berenang di sekitar hiu paus karena mereka dikenal sebagai ikan besar yang jinak. Jika tidak pandai berenang, pengunjung tetap bisa terhibur dengan menyaksikan aksi anak-anak di Desa Kwatisore berenang dan bermain bersama ikan hiu paus.

Pemandangan unik ini jadi kebiasaan tersendiri di Desa Kwatisore. Warga telah menganggap ikan hiu paus sebagai bagian dari adat mereka. Warga melarang siapa pun memburu bahkan memakan ikan tersebut.

Tak heran jika banyak komunitas pencinta lingkungan dan satwa liar yang sering datang ke lokasi ini untuk ikut menjaga pelestarian satwa hiu laut.

Di samping melestarikan satwa laut, warga desa membudidayakan anggrek khas Papua yang mulai punah. Anggrek-anggrek cantik itu diambil langsung oleh warga dari dalam hutan agar bisa dikembangbiakan. Hasilnya, deretan anggrek aneka warga menghiasi rumah-rumah warga di desa ini.

(nly/asr; Bahan dari : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210612152355-269-653525/kwatisore-desa-hujan-di-tanah-papua)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close