Pengalaman Anggota

Renungan Kemerdekaan

Temens,
Hari kemerdekaan kali ini terasa agak berbeda. Terlalu dekat dengan akhir Ramadhan. Umat Islam baru saja menyelesaikan ujian untuk hidup sakmadya, sederhana, rasanya masih enggan untuk berpesta, sekalipun itu ulang tahun Republik.

 

Lagipula sebagian penduduk masih ingin menikmati tujuh belasan di kampungnya masing-masing. Terasa agak sepi, cenderung masih prihatin. Prihatin dengan cita-cita pendiri bangsa ini yang belum juga terwujud, padahal sudah lebih dari enam setengah windu kita merdeka.

Tapi temens, kita tidak sepatutnya mengeluh, bersedih atau menghujat. Siapa lagi yang patut kita hujat bila bukan kita sendiri. Lebih baik kita memohon ampun, seraya masih bersyukur, karena banyak juga nikmat yang masih kita peroleh di tahun ke 68 kemerdekaan kita ini.

Bersyukur, negri kita selamat dari malapetaka seperti negeri saudara tua kita, Mesir. Setidaknya pak SBY masih di hormati militer dan tentara masih patuh dengan presidennya. Bersyukur pak SBY pilihan kita empat tahun yang lalu, masih dengan kokoh memimpin kita semua, banyak lho pemimpin dunia yang tidak sampai lima tahun bahkan belum setahun sudah digoyang.

Temens, berita mengenai korupsi masih sering menghiasi halaman berita nasional. Kok ya masih ada ya? Bersyukur kita tidak melakukan korupsi. Dulu mungkin ada kesempatan korupsi juga ya, bersyukur kita tidak melakukannya. Gusti Allah masih mencintai kita, di usia pensiun masih diijinkan untuk tenang tenteram. Kita bersyukur lho, pemberantasan korupsi juga berjalan makin gencar. Ada menteri, ada jenderal yang juga tidak luput dari jeratan penegak hukum. Alhamdulillah.

Temens, banyak teman kita sekarang mencoba karir di bidang politik, bersyukur mereka masih punya stamina, idealism yang tinggi, tidak mau berpangku tangan ingin memajukan negeri tercinta ini. Mudah-mudahan para insinyur, direktur, gubernur sampai tukang cukur dan penggali kubur, pada ingat bahwa mereka mengemban tugas. Bila nanti di beri kepercayaan untuk memimpin, akuntabilitasnya sampai ke akhirat.

Temens, banyak berita-berita menyedihkan akhir-akhir ini, hal ini adalah peringatan dari Tuhan, mungkin kesalahan ada di kita sendiri. Mengapa orang membenci kita, mengapa orang tidak suka kepada kita, mengapa kita bahkan diburu-buru mau dihabisi, Gusti Allah masih berkenan mengingatkan kita. Alhamdulillah.

(SH)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close