Kabel tembaga menghemat biaya pitalebar
Dalam ulasan2 lewat milis telah saya sampaikan pentingnya penghematan biaya dengan penggunaan kabel tembaga yang ada, dan jumlahnya jutaan, daripada mengganti dengan kabel serat optik (SO) yang perlu modem mahal. Yang perlu diganti, akses dari sentral-rumah kabel (RK) terdekat dengan kompleks perumahan atau pertokoan, dan dari RK tetap menggunakan tembaga.
Kecepatan dengan VDSL2 (ADSL yang ditingkatkan) bisa mencapai 10 – 100 Mbps, dengan catatan panjang kabel tembaga 500 m – 200 m saja. [Saat ini apabila bisa memperoleh kecepatan 1 Mbps saja dari sambungan DSL Speedy sudah bisa berpesta ria, karena sering turun hingga hanya 100-200an kbps, apalagi dalam jam sibuk, termasuk malam hari.
Ini bukan karena kualitas kabel tembaganya, melainkan karena pencekikan (bottle neck) pada saluran antarkota dan internasional yang mahal bila membeli dalam jumlah sedikit. Akan lebih menguntungkan bila para operator bersatu dan tidak sendiri-sendiri, sehingga bisa memperoleh berkas gelondongan besar yang per unitnya lebih murah.
Memang ada perusahaan2 baru yang pelanggannya sedikit memberikan kecepatan yang dijanjikan, tetapi saat pelanggan meningkat maka lambat laun turun teratur. Sementara itu pemberitaan di harian dan majalah bahwa Telkom, dan penyelenggara jaringan telekomunikasi lain giat menggunakan kabel SO sampai ke rumah-rumah.
Apabila hal ini dilakukan dalam skala besar untuk semua perumahan, akan merupakan pemborosan sumber dana yang cekak, daya, dan waktu, yang tidak perlu. Di bawah ini suatu uraian dari Deutsche Telekom untuk mengubah cara dari FTTH ke FTTC, yaitu SO sampai rumah ke SO sampai ke RK saja.
Dengan teknologi baru yang disebut G.fast dan vectoring, bahkan dapat dicapai kecepatan hingga 1 Gbps, yang bahkan cukup untuk gedung bertingkat untuk kondisi Indonesia saat ini.
Apabila di kemudian dirasakan tidak cukup karena kebutuhan pelanggan meningkat, maka dapat saja kabel tembaga diganti dengan SO. Sementara itu telah terjadi penghematan dan pengunduran penggunaan dana yang tidak perlu yang akan menguntungkan perusahaan dan pelanggan yang harus menanggung semua biaya tersebut. Salam NKRI, (Arnold Ph Djiwatampu)-FR