Lutut anda Rp 200 juta lebih-pelihara dan jagalah
Dalam Talkshow di Hospital Expo, saya awali dasar visi “Sehat Itu Murah” sebagai topik Talkshow. Saya mengawali mengangkat ihwal harga lutut kita bila kita tidak memelihara dan merawatnya. Tentu bukan kesengajaan, karena tidak tahu kalau sendi lutut memikul beban bobot tubuh berlebihan, termasuk beban yang harus dipikul pinggang, setelah umur mulai uzur.
Banyak yang tidak tahu, karena tidak ada yang memberi tahu, kalau sudah umur kepala 5, sebaiknya tidak memilih jogging, berlari, apalagi lompat. Pengetahuan yang murah ini, jadi mahal, kalau bukan sangat mahal, apabila masyarakat tidak tahu, sehingga sendi lutut telanjur rusak.
Keliru memperlakukan sendi lutut, akibat jogging, berlari, main tennis, badminton, volley, dan aktivitas fisik lain yang membebani sendi lutut. Itu yang dimaksud visi sehat itu murah. Karena ongkos mengganti satu lutut yang rusak akibat tidak tahu Rp 200 juta. Contoh lain, tidak menginjak kerikil tanpa alas kaki sehingga persarafan telapak kaki meradang akibat tertekan kerasnya kerikil yang keras selama memikul bobot tubuh.
Alasan itu sebagai refleksologi tidak bisa diterima akal, karena kalau itu refleksologi, tekanan yang diterima telapak kaki dengan jempol tangan, paling kuat 5 Kg saja tekanannya. Bila berdiri di atas kerikil, tekanan itu seberat tubuh. Karena tidak ada yang memberi tahu, hanya karena mendengar katanya menginjak kerikil tanpa alas, bisa menyehatkan, maka yang semula maunya supaya sehat, malah jadi korban kerusakan saraf telapak kaki.
Akibat buruk menginjak kerikil bisa fascitis plantaris yang terjadi. Murahnya pengetahuan yang memberi informasi tidak menginjak kerikil tanpa alas itu, menjadi mahal kalau kita tidak tahu, yakni seharga ongkos menyembuhkan radang saraf telapak kaki. Lebih dari hanya itu.
Jantung koroner yang mungkin hari ini menyerang, sebetulnya tidak perlu terjadi, kalau kita sadar, dan tahu proses penyumbatan dinding pembuluh jantung pada orang yang hari ini terserang jantung koroner berlangsung puluhan tahun lalu. Kalau saja diberi tahu, mereka yang berisiko proses penyumbatan itu tengah berlangsung, untuk berupaya menghentikannya, maka serangan jantung itu tidak perlu terjadi.
Hanya dengan cara menyetop proses penumpukan lemak plaque pembuluh darah itu saja, serangan jantung koroner bisa dibatalkan. Harga cincin stent yang dipasang di jantung sekitar sekitar Rp 50 juta. Kalau harus dipasang lebih dari satu cincin beapa besar beban kocek yang sebetulnya tidak perlu itu.
Yang sama bisa kita lakukan sama murahnya, untuk serangan stroke. Stroke sendiri umumnya menyisakan invaliditas kendati punya uang untuk mengobatinya. Apalagi pula kalau yang menimpa kita suatu kanker. Uang dan harta kita pun mungkin belum tentu bisa menebusnya. Padahal kalau masyarakat diberi tahu, waspada dengan pilihan menu.
Pencetus kanker nomor satu lantaran yang kita makan pilihan menu yang keliru. Jadi masyarakat khususnya keluarga teman2 Pensiunan harus diperkaya oleh semua informasi, pengetahuan mampu membatalkan, atau menggagalkan setiap kemungkinan jatuh sakitnya. Kemungkinan jatuh sakit apa saja.
Mimpi saya membagikan semua informasi pengetahuan itu yang kini saya sedang saya realisasikan dalam aktivitas seminar atau talkshow, selain menulis buku untuk itu. (Dr HANDRAWAN NADESUL; Soenarto SA; https://www.facebook.com/handrawan.nadesul/posts/869079039874412)-FR