Jadilah Pemimpi-sebelum anda menjadi Pemimpin
(BEFORE YOU BECOME A LEADER, YOU NEED TO BE A DREAMER)-Mr. Tirto Utomo, dulunya adalah seorang pegawai Pertamina di Jakarta. Ketika bertugas untuk menjamu seorang tamu asing, tamunya minum air rebus. Ternyata besoknya tamunya terkena diare.
Dia pun bermimpi untuk membuat pabrik air mineral di Indonesia.
Sekarang Aqua menjadi pabrik air mineral yang pertama, yang terbesar dan yang terbaik di Indonesia.
Pierre Omidyar adalah seorang suami yang masih menganggur. Suatu hari dia disuruh istrinya untuk menjual ornamen ornamen yang tidak terpakai lagi. Mungkin karena dia malas pergi ke pasar loak, dan kebetulan dia mempunyai background sebagai programmer, dia pun membuat website untuk lelang online. Sekarang eBay menjadi website lelang online terbesar di dunia.
Richard Branson adalah seorang pengusaha sedang berlibur bersama istrinya di Puerto Rico (bukan Purwokerto) yang terpencil di Atlantik. Waktu pulang dia dikabari bahwa pesawatnya rusak dan pesawat berikutnya hanya akan ada 3 hari lagi. Richard pun bermimpi untuk mempunyai perusahaan penerbangan sendiri. Sekarang Virgin Air menjadi perusahaan penerbangan besar di Inggris.
Apa persamaan di antara si pegawai BUMN, pengusaha liburan dan si suami pengangguran?
Mereka punya mimpi. Ternyata sebelum anda menjadi PEMIMPIN anda harus menjadi PEMIMPI terlebih dahulu.
Ternyata bedanya pemimpin dan pemimpi adalah pemimpin mampu mewujudkan mimpi mimpinya, sementara pemimpi terus menerus bermimpi tanpa pernah realisasi. Kalau kita ingat cerita di atas … ternyata tidak banyak yang BERANI BERMIMPI. Padahal sebelum anda bermimpi (visi dan misi) anda tidak akan bisa menjadi pemimpin yang baik.
Berapa banyak di antara kita yang mempunyai tamu, saudara atau teman yang salah makan atau minum dan diare? Banyak kan? Tetapi kenapa hanya Pegawai BUMN di atas yang berani berminpi untuk membuka pabrik air mineral?
Berapa banyak suami pengangguran (maaf) yang disuruh oleh istrinya sebelum istrinya ke kantor? Banyak kan? Tetapi mengapa hanya satu orang yang berani bermimpi mempunyai online lelang?
Berapa orang yang marah marah karena pesawatnya delay? Banyak kan? Tetapi berapa orang yang setelah itu bermimpi membuat perusahaan penerbangan?
Di situlah power sebuah mimpi. Mimpi yang melahirkan ide, passion dan obsesi untuk bekerja keras mewujudkan mimpi itu. Jadi sebenarnya apa sih bedanya mimpi dan opportunity? Mimpi hanyalah khayalan dan susah direalisasi. Seorang pemimpin tahu membedakan antara mimpi dan opportunity dari keempat sudut ini…
1) Attractive
Pertama tama sebuah product harus mampu menarik perhatian customer nya.
Menarik secara fungsi dan menarik secara estetis dan psikologis.
2) Timely
Sebuah product menjawab tuntutan atau kebutuhan masyarakat pada waktu itu. Dan mampu berevolusi sesuai dengan waktu dan kebutuhan pemakainya.
3) Add values to the users
Product atau service yang anda impikan, dan akan anda realisasikan harus benar benar membawa manfaat bagi pemakai. Bukan hanya sebagai sesuatu yang “nice to have” tetapi kalau bisa benar benar sesuatu yang “must have”
Terus bagaimana dong agar kita bisa move on dari pemimpi menjadi pemimpin.
From a dreamer to be a leader. Look at the 5 steps below:
1) Observing trends
Perhatikan trend yang terjadi di market. Ada demand yang akan muncul dari perubahan di bawah ini:
– perubahan makro ekonomi
– perubahan perilaku pelanggan
– perubahan regulasi
– perubahan kompetisi
– perubahan yang terjadi pasar
– perubahan teknologi
Dari situ pasti akan ada demand baru yang timbul dan bisa anda jadikan mimpi yang bisa anda realisasikan.
2) Solving a problem
Seorang pengusaha jamu terbesar di Semarang mengajari saya konsep Ice cream dan Panadol.
Kalau ice cream itu orang punya duit beli, yang gak punya duit gak akan beli.
That s the “nice to have” product.
Tetapi kalau Panadol, mau punya duit atau tidak, orang akan tetap membelinya.
That s the “must-have” products.
Whaever you do … go for a Panadol concept.
Mau anda jadi marketing, sales, product development, HR atau apapun maka apapun… make sure that you propose and deliver a “must-have” product.
Understand your portfolio. Throw away your ice cream and focus on your Panadol.
3) Finding a gap in the market place
Match the product with the right market place.
The more differentiators you have , the less competition you need to face, and this means less pressure on the price so you can focus more on the quality.
4) Execution discipline
Nah, ingat kan… bedanya pemimpi dan pemimpin adalah bahwa seorang pemimpin akan bekerja keras untuk mewujudkan mimpinya. Di sinilah kerja keras dan disiplin diperlukan. Baik itu untuk dirinya sendiri maupun dalam memimpin team nya agar bersama sama merealisasikan mimpinya.
There is nothing that can replace hardwork and discipline to achive your dreams.
5) Go ahead… make profit..
After you realized your dream, remember that in the end of the day you have to make the profit.
It is great to develop product and develop people.
But profit matters. Because with high profit you can hire the best people, develop the best people, invest to have the best infrastructure and develop the best product.
So … go ahead… make your day… and generate your high profit.
Kita coba yuuukkk. Ingat baik baik, SEBELUM MENJADI PEMIMPIN KITA HARUS MENJADI PEMIMPI DULU. Bedanya seorang pemimpin akan terus menerus bekerja keras mewujudkan mimpinya.
Seorang pemimpi hanya akan terus menerus berkhayal dan bermimpi. (Ayi Priyatna; dari grup WA-78; sumber dari Pambudi Sunarsihanto; http://www.intainstitute.com/2016/06/08/become-leader-need-dreamer/)-FR