Makin Matang Startup Lokal sudah gemuk Modal
(teknologi.bisnis.com)-JAKARTA; Ekosistem bisnis rintisan (startup) teknologi di Indonesia kini lebih matang. Para founder makin percaya diri mencari pendanaan besar, bahkan tahap awal yaitu seed funding.
Edward Ismawan Chamdani, Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Start Up Indonesia (Amvesindo) mengakui peningkatan valuasi pendanaan tahap awal bagi perusahaan rintisan. Hal itu terjadi karena ekosistem perusahaan rintisan yang telah lebih matang dibanding beberapa tahun lalu.
“Belakangan posisi startup lebih mature sehingga bisnisnya lebih berbobot dan matang, attraction dan market-nya juga lebih besar. Pertumbuhan jumlah pengguna smartphone juga pengaruh ke attraction,” ujarnya kepada Bisnis.
Pria yang juga menjabat Managing and Founding Partner of Ideosource itu mengatakan ekosistem perusahaan rintisan pada 2011 belum begitu terbentuk, dengan jumlah perusahaan rintisan tak banyak, dan trafik pengunjung aplikasi belum besar. Kini, investor dan perusahaan modal ventura cenderung lebih ber-hati2 menyuntikkan modalnya.
Rata2 perusaahaan rintisan kini telah mendapat pendanaan tahap awal yang besar. Bila beberapa tahun lalu jumlah investasi di tahap pra-seed funding US$200.000, kini rata2 pendanaan tahap itu US$500.000.
“Sekarang posisi bargain startup dengan investor makin bagus. Dengan pertumbuhan tinggi, kebutuhan pendanaan juga makin tinggi. Belum lagi unicorn yang beli banyak startup sehingga valuasinya makin naik,” ujarnya.
Meskipun demikian, dia menilai peningkatan valuasi ini tidak akan berlangsung seterusnya. Menurutnya, ekosistem perusahaan rintisan yang semakin matang akan membuat peningkatan valuasi ini cenderung melambat dalam beberapa tahun mendatang.
Ketua Umum Asosiasi e-Commerce Indonesia (IdeA) Ignatius Untung menilai, peningkatan valuasi pendanaan tahap awal bagi perusahaan rintisan merupakan akibat dari strategi perusahaan rintisan yang menunggu trafik lebih matang sebelum menggalang pendanaan.
Rata2 perusahaan rintisan yang ada saat ini telah mendapatkan modal dari pre–seed funding yang cukup sebelumnya untuk meluaskan pangsa pasarnya sebelum masuk ke pendanaan seri A.
“Jadi dari startup-nya sendiri yang menunda. Kalau tadinya penetrasinya belum tinggi sudah ambil [pendanaan], sekarang nunggu [traffik] agak tinggian dulu,” ujarnya.
Akselerasi pertumbuhan bisnis perusahaan rintisan cepat dan juga lebih adaptif juga menjadi salah satu faktor pendorong. Hal ini merupakan tanda-tanda yang umum dijumpai pada ekosistem perusahaan rintisan yang telah matang.
Meskipun demikian, dia menilai kondisi tersebut tak serta merta membuat perusahaan rintisan kesulitan mendapatkan pendanaan. Pasalnya, dia menyebut keberhasilan perusahaan rintisan dalam meraih kucuran dana investor tergantung pada kualitas produk dan teknologi yang ditawarkan.
“VC [venture capital] kan tidak punya target berapa uang yang harus diinvestasikan. Mereka cari [perusahaan rintisan] yang bagus dan layak,” ujarnya. (Reporter/Editor : Deandra Syarizka; Bahan dari : https://teknologi.bisnis.com/read/20190214/266/888707/makin-matang-startup-lokal-sejak-awal-sudah-gemuk-modal)-FatchurR *