90 Persen Kasus Patah Tulang tak Perlu Operasi
(beritasatu.com/kesehatan)-JAKARTA; Minimnya pemahaman membuat masyarakat kerap mengambil keputusan keliru mengatasi gangguan kesehatan yang dideritanya, seperti ketika mengalami saraf terjepit dan patah tulang.
Faktanya, tak sedikit orang pilih dukun patah tulang atau tukang urut untuk mengatasi gangguan yang dideritanya dibanding ke dokter. Sebab, ada anggapan patah tulang atau saraf kejepit selalu harus dioperasi. Padahal, 90% kasus2 ini tidak selalu berakhir di meja operasi.
Dokter Spesialis Bedah Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Siloam Hospitals Kebon Jeruk (SHKJ), dr Phedy mengatakan, dalam kasus2 ortopedi (tulang) dan saraf kejepit, operasi selalu jadi pilihan terakhir, apalagi jika keluhannya hanya sakit di betis atau lutut, bisa diselesaikan tanpa operasi.
“Hanya 10% sampai 15% kasus ortopedi itu selesai dengan operasi. Jadi jangan bayangkan kalau ke dokter ortopedi pasti dioperasi, tidak demikian,” kata Phedy pada media gathering SHKJ, Jakarta (21/1).
Menurut Phedy, tulang itu organ tubuh paling unik karena mampu meregenerasi dirinya secara sempurna. Artinya, tulang patah bisa sembuh dengan sendiri seiring waktu tanpa perlu operasi. Peran operasi hanya memposisikan tulang yang patah dalam kondisi yang benar ketika sembuh nantinya.
Kasus patah tulang paha, misalnya, bisa sembuh dengan pengobatan tradisional atau ditangani dukun patah tulang. Persoalannya, sering ditemukan pasien ke dokter dengan posisi tulang paha tidak dibenarkan posisinya. Pasien sembuh dengan posisi tulang jadi melengkung. Ketika tulang melengkung, salah satu bagian kaki akan jadi lebih pendek dan menyebabkan pasien berjalan pincang.
“Jadi, tulang itu bisa sembuh dengan sendirinya, waktu akan menyembuhkan. Tugas dokter mempertahankan posisinya bagus dan merangsang pergerakan secepat mungkin, sehingga tidak menemukan lagi pasien yang sembuhnya ber-bulan2, dan setelah sembuh sendi2nya kaku karena tidak pernah digerakkan. Lalu, tulang jadi keropos karena tidak pernah dipakai,” kata Phedy.
Karena itu, masyarakat tidak perlu takut ke dokter tulang ketika mengalami gangguan tulang atau saraf kejepit karena tidak semua kasus harus dioperasi. Paling sering pasien ditangani dengan tindakan minimal invasif, misalnya hanya dengan fisioterapi, obat-obatan, suntikan, dan laser.
Hanya kasus2 emergensi yang butuh operasi, seperti cauda equina syndrome (akar saraf di bagian bawah saraf tulang belakang mengalami tekanan). Ketika menemukan tanda2 gangguan buang air besar dan buang air kecil, serta rasa baal di anus, maka satu2nya pilihan itu operasi. Tujuan operasi mencegah kerusakan saraf yang lebih parah.
“Kalau gejala yang muncul beberapa hari, mungkin operasi bisa pulih total. Kalau dibiarkan 2 tahun sampai tidak bisa buang air besar, dan jari-jarinya lemah, maka sulit dikembalikan ke kondisi normal. Operasi dilakukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut,” kata Phedy. (Dina Manafe/IDS; Bahan dari : https://www.beritasatu.com/kesehatan/533959-90-kasus-patah-tulang-tidak-perlu-operasi.html)-FatchurR *