Berita Duka

Berita duka April(1)-2016

Innalillahi wainailaihi rojiun. Selamat jalan kepada yang menghadap sang Khaliq, “Kita semua milik Allah dan akan kembali kepada Nya”; Semoga Khusnul Khotimah dan amal ibadahnya diterima oleh Nya dan diampuni segala dosa dan kekurangannya. Kepada keluarga yang ditinggalkan mudah mudahan diberi ketabahan dan keikhlasan. Amin.

Bpk Suwito
Berita lelayu Bp. Suwito (Pens/Pembina Group Musik Keroncong) telah dipanggil Tuhan.
Pemakaman Selasa / 5 April 2016. Pukul 09:00 di Rumah Duka Borromeus.

Ibadah Penghiburan Hari Senin / 4 April 2016 Pukul 18:30 di Rumah Duka Boromeus. (Widarto KS)-FR
———-

Tambahan ifo tentang Almarhum dari sumber yang berbeda :
Sang maestro keroncong itu telah pergi

Waktu di senja dulu, mula aku bertemu ..
Bersama angin yang berlalu, hatiku tak menentu ..

Setidaknya saya mendengar almarhum pak Suwito menyanyikan lagu itu dua kali. Mungkin lagu yang aslinya dibawakan oleh Arie Kusmiran itu memang lagu kesayangannya. Lagu lembut dalam irama slow itu memang cocok dinyanyikan dalam irama keroncong.

Pada saat yang terakhir, pak Wito sudah tidak mampu berdiri, tapi duduk di kursi. Tangan kirinya memegang tongkat, tangan kanannya memberi irama ketukan kepada para pemusik yang mengiringinya. Suaranya masih lantang dan mendayu-dayu ..

Tangan kupegang mesra, mata kupandang jua …
Kata hati seg’ra kuberi, cinta mesraku pasti ..

Saya mengenal pertama kali kira-kira tahun 1996, saat saya di Divlat. Bu Kusharyani, ketua keroncong, yang memperkenalkannya kepada saya. Saya kemudian tahu bahwa dunia beliau adalah keroncong. Namanya harum, mengalun megiringi banyak lagu-lagu keroncong ciptaannya. Beliau beberapa kali ditunjuk menjadi juri nasional dalam lomba keroncong. Ia telah tuntas berkarya dalam dunia yang dicintainya. Bila penyair meninggalkan karya puisi, pak Wito meninggalkan lagu-lagu yang masih terus dinyanyikan orang.

Puas rasa didadaku, kata telah kupadu ..
Harapan tak usah ragu, hanya tinggal menunggu ..

Saat saya mantu anak saya kedua dirumah, saya nanggap keroncong dan pak Wito juga menyumbangkan suara khasnya. Kemudian saat saya di pengurus P2Tel, saya sering bertemu beliau nyambangi teman-teman yang latihan. Pada ulang tahun P2Tel juga pernah saya nanggap keroncong dan pak Wito-pun ikut bernyanyi.

Kini senja mengganggu, datang seperti dulu ..
Bayanganmu tiada berlalu, aku terkenang s’lalu ..

Terakhir, saya mengedit tulisannya yang berlembar-lembar dalam menyumbang buku kenangan pak Willy Moenandir. Selama di Irian Barat, beliau mendampingi pak Willy baik di rumah maupun di kantor. Baik saat sakit maupun saat sehat. Baik saat bujangan maupun setelah pak Willy menikah. Beliau betul-betul ngemong pak Willy saat itu.

Kini, sang maestro itu telah pergi, tapi lagu-lagumu tiada berlalu, kami terkenang slalu. (Sleman, 20160405; Sadhono Hadi)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close