Psikologi

Secangkir ilmu paham

” Tingkat terbawah dalam ilmu adalah paham. Ini wilayah kejernihan logika berfikir dan kerendahan hati. ilmu tidak membutakannya, malah menjadikan kaya. Tingkat ke-2 terbawah : Kurang paham. Orang kurang paham akan terus belajar sampai paham. Ia terus bertanya untuk mendapatkan simpul2 pemahaman yang benar.

Naik setingkat lagi adalah mereka yang salah paham. Salah paham itu biasanya karena emosi di-kedepankan, sehingga ia tidak sempat berfikir jernih. Dan ketika mereka akhirnya paham, mereka biasanya meminta maaf atas kesalah-pahamnya. Jika tidak, ia akan naik ke tingkat tertinggi dari ilmu.

Tingkat tertinggi ilmu itu ialah gagal paham. Gagal paham ini lebih karena kesombongan. Karena merasa berilmu, ia tidak mau lagi menerima illmu dari orang lain. Ia merasa cukup dengan pendapatnya sendiri. Parahnya, ia tidak sadar pemahamannya yang gagal itu jadi bahan ketawaan orang yang paham. Ia tetap dirinya bangga dengan ke-gagalpahamannya…”

“Kok paham ada di tingkat terbawah dan gagal paham di tingkat yang paing tinggi ? Apa gak terbalik ?”
Temanku tersenyum. Sepertinya ini momen yang menarik baginya.

“Orang semakin paham akan makin membumi. Ia jadi bijaksana karena akhirnya ia tahu ia tidak tahu apa-apa. Ia terus menerima darimana-pun ilmu datangnya. Ia tidak melihat siapa, tetapi apa yg disampaikan. Ia paham, ilmu itu seperti air dan air hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah. Semakin ia merendahkan hatinya, semakin tercurah ilmu kepadanya.

Sedang gagal paham itu ilmu tingkat tinggi. Ia seperti balon gas yang berada di awan. Ia terbang dengan sombong. Masalahnya, ia tidak mempunyai pijakan yang kuat, sehingga mudah ditiup angin tanpa mampu menolak. Akhirnya ia terbawa kemana2 sampai terlupa jalan pulang. Ia tersesat dengan pemahamannya dan lambat laun akan di-binasakan oleh kesombongannya..”

Aku mengerti; “Yang perlu diingat, akal berfungsi dengan benar ketika hatimu rendah. Ketika meninggi, maka ilmu juga yang membutakan pemilik akal..” Kuangkat secangkir kopi untuk temanku. Disitulah kuncinya. “Lidah orang bijak berada di hatinya, dan hati orang dungu berada di belakang lidahnya..”
(Suhirto M; dari grup FB-ILP bersumber dari : http://dennysiregar.com/secangkir-ilmu-paham.html)-FR
——

Sajian lainnya :
1. Sibuk dengan aib sendiri
2. Konsep SABAR
3. Mudah diucapkan tapi sulit diaplikasikan
4. Memberi yang terbaik
5. Kita Adalah Tamu di Dunia
6. Belajar Ikhlas dari sifat Gula
7. Diam dan bicara
———-

1-Sibuk dengan aib sendiri
Kita dihormati dan dihargai orang lain bukan karena kita sukses dan tanpa ‘aib, tapi karena Allah masih menutupi ‘aib, dosa, maksiat, keburukan dan kekurangan kita. Bila kita berani jujur menilai diri, niscaya tak akan bangga dengan dipuji dan tak akan terluka dengan dicaci.

Orang yang beriman dengan lidahnya, tapi iman tidak masuk kedalam qalbunya; Karena siapa yang mencari-cari ‘aib sesama, maka kita lama2 akan dipermalukan orang. (Ayi Priatna; dari grup WA-78)-FR
——–

2-Konsep SABAR
PRINSIP 90/10; Oleh : STEPHEN J COVEY
Bagaimana prinsip 90/10 itu ? : – Sepuluh persen dari hidup kita terjadi karena apa yang langsung kita alami. Dan – Sembilan puluh persen dari hidup kita ditentukan dari cara kita bereaksi.
Apa maksudnya ? Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari kondisi yang terjadi pada diri anda.

Contohnya : Anda tidak dapat menghindar dari kemacetan. Pesawat terlambat datang dan hal ini akan mengacaukan seluruh schedule yang telah disusun. Kemacetan telah menghambat seluruh rencana Anda. Anda tidak dapat mengontrol kondisi 10% ini. Tetapi beda dengan 90% lainnya. Anda dapat mengontrol yang 90% ini. Bagaimana caranya? Dari cara reaksi Anda !!

Anda tidak dapat mengontrol lampu merah, tetapi Anda dapat mengontrol reaksi Anda. Marilah kita lihat contoh dibawah ini :

Kondisi 1 : Anda makan pagi dengan keluarga anda. Anak Anda secara tidak sengaja menyenggol cangkir kopi minuman sehingga pakaian kerja Anda tersiram. Anda tidak dapat mengendalikan apa yang baru saja terjadi.

Reaksi Anda : Anda bentak anak karena telah menumpahkan kopi ke pakaian. Anak Anda akhirnya menangis. Setelah membentak, Anda menoleh ke istri dan mengkritik karena telah menaruh cangkir pada posisi terlalu pinggir diujung meja.

Akhirnya terjadi pertengkaran mulut. Anda lari ke kamar dan cepat-cepat ganti baju. Kembali ke ruang makan, anak Anda masih menangis sambil menghabiskan makan paginya. Akhirnya anak Anda ketinggalan bus. Istri Anda harus secepatnya pergi kerja. Anda buru-buru ke mobil dan mengantar anak Anda ke sekolah.

Karena terlambat, Anda memacu mobil dengan kecepatan 70 km/jam, padahal batas kecepatan hanya boleh 60 km/jam. Setelah terlambat 15 menit dan terpaksa mengeluarkan kocek Rp 600 ribu karena melanggar lalu lintas, akhirnya Anda sampai di sekolah. Anak secepatnya keluar dari mobil tanpa pamit.
Setelah tiba di kantor dimana Anda telat 20 menit dan baru sadar kalau tas tertinggal di rumah.

Hari kerja Anda dimulai dengan situasi buruk. Jika diteruskan maka akan semakin buruk. Pikiran terganggu karena kondisi di rumah. Pada saat tiba di rumah, Anda menjumpai beberapa gangguan hubungan dengan istri dan anak. Mengapa ? Karena cara Anda bereaksi pada pagi hari.
Mengapa Anda mengalami hari yang buruk ?

1. Apakah penyebabnya karena ketumpahan kopi ?
2. Apakah penyebabnya karena anak anda ?
3. Apakah penyebabnya karena polisi lalu lintas ?
4. Apakah Anda penyebabnya ?
Jawabannya adalah No. 4 yaitu Anda sendiri !!

Anda tidak dapat mengendalikan diri setelah apa yang terjadi pada cangkir kopi. Cara Anda bereaksi dalam 5 detik tersebut ternyata adalah penyebab hari buruk. Berikut adalah contoh yang sebaiknya atau seharusnya Anda sikapi.

Kondisi 2 : Cairan kopi menyiram baju anda. Begitu anak anda akan menangis, anda berkata lembut : “Tidak apa-apa sayang, lain kali hati-hati ya.” Anda ambil handuk kecil dan lari ke kamar. Setelah mengganti pakaian dan mengambil tas, secepatnya Anda menuju jendela ruang depan dan melihat anak anda sedang naik bus sambil melambaikan tangan.

Anda kemudian mengecup lembut pipi istri dan mengatakan : “Sampai jumpa makan malam nanti.”
Anda datang ke kantor 5 menit lebih cepat dan dengan muka cerah menyapa para staf. Bos Anda mengomentari semangat dan kecerahan hari Anda pagi itu di kantor. Apakah Anda melihat perbedaan kedua kondisi tersebut ?

Dua skenario yang berbeda. Dimulai dengan kondisi yang sama, diakhiri dengan kondisi berbeda. Mengapa ? Ternyata penyebabnya adalah dari cara Anda bereaksi. Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari yang sudah terjadi. Tetapi yang 90% tergantung dari reaksi anda sendiri.

Ini adalah cara untuk menerapkan prinsip 90/10. Jika ada orang yang mengatakan hal buruk tentang Anda, jangan cepat terpancing. Biarkan serangan tersebut mengalir seperti air di gelas. Anda jangan membiarkan komentar buruk tersebut mempengaruhi anda.

Jika beraksi seadanya atau salah reaksi maka akan menyebabkan : Kehilangan teman, dipecat, stress dan lain-lain yang merugikan. Bagaimana reaksi Anda jika di jalan mengalami kemacetan dan terlambat masuk kantor ? Apakah Anda akan marah ? Memukul stir mobil ? Memaki-maki ? Apakah tekanan darah anda akan naik cepat ?

Siapa yang peduli jika anda datang telat 10 menit ? Kenapa Anda biarkan kondisi tersebut merusak hari Anda? Cobalah ingat prinsip 90/10 dan jangan khawatir, masalah Anda akan cepat terselesaikan.

Contoh lain :
– Anda dipecat. Mengapa Anda sampai tidak bisa tidur dan khawatir ? Suatu waktu akan ada jalan keluar. Gunakan energi dan waktu yang hilang karena kekhawatiran tersebut untuk mencari pekerjaan yang lain.

– Pesawat terlambat. Kondisi ini merusak seluruh schedule Anda. Kenapa Anda marah-marah kepada petugas tiket di bandara ? Mereka tidak dapat mengendalikan apa yang terjadi. Kenapa harus stres ? Kondisi ini justru akan memperburuk. Gunakan waktu Anda untuk mempelajari situasi, membaca buku yang telah dibawa, atau mengenali penumpang lain.

Sekarang Anda sudah tahu prinsip 90/10. Gunakanlah dalam aktivitas harian dan Anda akan kagum atas hasilnya. Tidak ada yang hilang dan hasilnya sangat menakjubkan.

Sudah berjuta-juta orang menderita akibat stress, masalah berat, cobaan hidup, dan sakit hati yang sebenarnya hal ini dapat diatasi jika kita mengerti cara menggunakan prinsip 90/10. Budhi R 72; dari grup WA-72; bersumber dari http://azaelmunadiyan.blogspot.co.id/?view=classic)-FR
———

3-Mudah diucapkan tapi sulit diaplikasikan
Nasehat Imam Syafi’i : “Ratusan masalah menyatukan kita, apakah hanya karena satu masalah kita berpisah..?” Janganlah engkau berupaya utk selalu menang dlm setiap perdebatan, karena memenangkan hati lebih utama daripada memenangkan perdebatan!

Jangan kau hancurkan jembatan yg sudah kau bangun dan kau sebrangi. Karena bisa jadi engkau membutuhkannya utk kembali di satu hari nanti. Upayakan engkau selalu membenci kesalahan, bukan membenci pelakunya..!

Marahlah engkau pd maksiat, tapi maafkan pelakunya. Kritiklah pendapat orang, namun tetap hormatilah org yg mengatakannya. Tugas kita dlm hidup ini adalah membunuh penyakit, bukan membunuh orang yg sakit!!

Jika orang datang padamu meminta maaf, berilah maaf! Kalo engkau didatangi orang bingung, dengarkanlah curhatannya! Jika orang yg butuh datang padamu, berilah ia dari sebagian apa yg telah Allah berikan padamu. Bila ada yg datang menasihatimu, berterima kasihlah kepadanya…!

Meskipun engkau hanya memanen duri di satu hari, tetaplah kau tanam bunganya dan jangan pernah ragu. Karena balasan dari Zat yg Maha Kasih dan Maha Dermawan jauh lebih mulia daripada balasan manusia. (Koesh 72; dari grup WA-72)-FR
———-

4-Memberi yang terbaik
Seorang anak kecil memegang dua buah di kedua tangannya. Ibunya datang mendekat, sambil tersenyum kemudian bertanya “Sayang.., boleh Mama minta satu?”. Si anak memandang ibunya beberapa detik, kemudian dengαn cepat menggigit kedua 🍎🍎nya, bergantian. Si ibu berusaha menyembunyikan kekecewaannya, senyumnya telanjur luntur dari wajah nya…

Sampai si anak menyodorkan salah satu yang telah digigitnya ke ibunya. Dengan sukacita dαn senyum ceria si anak berkata : “Ini untuk Ibu, yang ini LEBIH MANIS”. Hening, ternyata anak ingin memberi yg terbaik buat ibunya….makanya si anak memastikannya. Tidak ada kata2 yg terucap dari bibir ibunya, kecuali senyum dan bola matanya yang berkaca-kaca….tak terasa mengalir air matanya

Siapapun Anda, seberapapun pengalaman & pengetahuan Anda, jangan tergesa-gesa menilai seseorang, siapapun dia. Bersabarlah. Janganlah kamu menghakimi, supaya kamupun tidak akan dihakimi. Berilah kesempatan kepada setiap orang untuk memberikan penjelasan … dengαn caranya sendiri ..
Tetaplah menjadi orang yg sabar n bijaksana.. Muchisam; dari grup WA-72)-FR

———-

5-Kita Adalah Tamu di Dunia
Karena kita tamu maka kehadiran kita hanya sementara. Kaya-miskin hanya sementara. Kejayaan atau kegagalan hanya sekian puluh tahun. Jabatan, kedudukan, popularitas dan kemuliaan tidak selamanya. Tidak ada presiden atau raja selamanya. Tidak ada direktur atau manager abadi, sebab kita semua tamu.

Karena tamu, begitu waktunya, kita harus beranjak pergi. Semua harta benda, emas permata, rumah dan kendaraan hanyalah pinjaman. Walau semua aset adalah hasil jerih payah keringat kita, Walau kita mempunyai surat kepemilikan yang sah dan semua harta benda atas nama kita secara hukum,

Semua hanya kepemilikan sementara, Hanya pinjaman. Karena pinjaman, begitu waktunya tiba, harus dikembalikan. Semua yang ada di badan kita, yang terkalung di leher, terselip di jari, yang dikenakan di pergelangan tangan, yang tersimpan di saku, semua harus dikembalikan sama seperti ketika kita belum memilikinya!

“Ketika lahir dua tangan kita kosong, ketika meninggal kedua tangan kita juga kosong…” Waktu datang kita tidak membawa apa-apa, Waktu pergi kita juga tidak membawa apa pun. Jangan sombong karena kaya dan berkedudukan, jangan minder karena miskin dan hina, bukankah kita semua hanyalah tamu dan semua milik kita hanyalah pinjaman

Tetaplah rendah hati seberapapun tinggi kedudukan kita. Tetaplah percaya diri seberapapun kekurangan kita. Dan tetaplah bersyukur dalam segala keadaan…. (Hidayat B Praptono; dari grup WA-78)
——

6-Belajar Ikhlas dari sifat Gula
Gula memberi rasa manis pada Kopi, tapi orang menyebutnya Kopi Manis bukan Kopi Gula.
Gula memberi rasa manis pada Teh, tapi orang menyebutnya Teh Manis bukan Teh Gula.
Gula memberi rasa manis pada Es Jeruk, tapi orang menyebutnya Es Jeruk Manis, bukan Es Jeruk Gula

Gula memberi rasa manis pada Roti, tapi orang menyebutnya Roti Manis bukan Roti Gula
Gula memberi rasa manis pada Syrup sehingga orang menyebutnya bermacam-macam Rasa Syrup padahal Bahan Dasarnya Gula, tapi Gula tetap Ikhlas dan Larut dalam memberi rasa Manis.

Tapi, bila berhubungan dengan Penyakit, barulah Gula disebut misalnya Sakit Gula / Gula Darah.
Begitulah hidup, kadang kebaikan yang ditanam tak pernah disebut orang.
Tapi ketika ada kesalahan selalu dibesar-besarkan.

Ikhlaslah seperti Gula, Larutlah seperti Gula. Tetap semangat memberi Kebaikan. Tetap semamgat menyebar Kebaikan. Karena Kebaikan tidak untuk disebut melainkan untuk dirasakan. Sapuwan Ksg; dari grup WA-78)
———–

7-Diam dan bicara
Alangkah indahnya DIAM, bila BICARA dapat menyakiti orang lain; Alangkah terhormatnya DIAM, bila BICARA hanya untuk merendahkan orang lain. Alangkah bagusnya DIAM, bila BICARA hanya berakibat terhinanya orang lain. Alangkah cerdiknya DIAM, bila BICARA dapat menjerumuskan orang lain.

Alangkah bijaknya DIAM, bila BICARA hanya untuk merugikan usaha orang lain. AKAN TETAPI :
Betapa dahsyatnya BICARA, bila DIAM dapat mengakibatkan celakanya orang lain; Betapa saktinya BICARA, bila DIAM dapat menjadikan ruginya orang lain; Betapa hebatnya BICARA, bila DIAM dapat membuat tidak sadarnya kesalahan yang terus dilakukan orang lain.

Betapa pentingnya BICARA, bila DIAM dapat mengakibatkan semakin bodohnya orang lain.
MAKA BERHIKMATLAH :

Kapan DIAM dan kapan BICARA, sebab keduanya sama2 dapat menimbulkan akibat. Betapa TAJAMnya kata2 kita saat kita marah dan betapa TEDUHnya kata2 kita saat kita sedang senang hati.
Karena diam adalah emas berbicara adalah mutiara dan hikmat lebih berharga dari pada permata. (Ngreni; dari grup WA-78)

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close