Pengalaman Anggota

Secuil memory masa lalu

Saya ini seorang Pegawai terkecil dari seluruh kepangkatan Pegawai Telkom Jrmop Bukan JROP, pada tahun 1977 s/d 1985 bekerja di Kantor Daerah Telegrap & Telex (KANDATEX) Medan, ternyata di Loket telegram itu ada istilah uang masuk yang berasal dari sisa kembalian uang perhitungan tarif.

 

Maksudnya : biaya telegram Rp.6.500,- dibayar pelanggan dg uang Rp.10.000,- dikembalikan Rp.3.500,- tapi dengan sukarela pelanggan tidak menerima kembalian, biasanya yang mau memberikan yang beginian adalah orang2 bisnis etnis China.

 

Suatu ketika muncul persoalan baru, seseorang mengunjukkan telegram, biaya Rp.450,- dibayar dengan uang Rp.500,-, ketika itu uang receh Rp.50,- tidak ada, lalu pelayan katakan “tidak ada uang receh kembalian pak”.

 

Awalnya pengunjuk ngotot harus dikembalikan, tapi karena terlalu lama tidak dikembalikan kemudian dia pergi, 2 hari kemudian muncul berita di Koran dengan judul, “Kantor Telegram Medan tukang Tilep”, ini pengalaman saya sendiri lanjutnya dalam berita.

 

Memang hanya Rp.50,- tapi bila 1 juta orang x Rp.50,- jadi orang kaya juga tuh orang PERUMTEL tukang Tilep, tulisnya. Kakandatex langsung memanggil para petugas loket. Sialan… ini kan bukan KORUP (Tardinus Panjaitan)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close