Rakernas dan Vertigo
Jasa Yakes Telkom sangat besar bagi kita para pensiunan dan karyawan aktif, walau kadang masih ada sedikit kekurangan yang perlu mendapat perhatian khususnya muncul diantaranya ketika dialog antara anggota P2tel dengan Wakil Yakes pada saat acara sosialisasi PP P2tel-Dapen
Kali ini saya ingin menyajikan salah satu pelayanan Yakes yang kelihatannya sepele (remeh), tetapi yang terus ada setiap ada aktivitas misalnya Munas, Rakernas dan sebagainya, diantaranya pada acara Rakernas P2tel tahun 2013.
Tercatat yang memanfaatkan fasilitas ini pada Rakernas antara tanggal 16-19 April 2013 sebanyak 42 peserta (tidak termasuk mereka yang diukur tensinya tanpa mendapat obat kerena normal). Gangguan dan gejala dari ke-42 orang itu : Batuk, flu, Mag, Demam, Alergi, Gatal, Sakit tenggorokan, Diare, Pusing, Hipertensi dan Vertigo.
Dari hasil pengintaian saya, nampak bahwa yang Hipertensinya 160 keatas sebanyak 16 penderita dan salah seorang diantaranya konon yang biasanya bertensi cenderung rendah, ketika itu mencapai 190 dengan tambahan dunia kelihatan berputar. Tampaknya dia terindikasi Vertigo.
Kini yang bersangkutan dirawat di RS Sentosa, dan ketika tulisan ini disusun dia sedang diperiksa melalui alat MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk pemeriksaan diasnogtic Radiologi yang menghasilkan gambar potongan penampang tubuh, dan selanjutnya belum saya ketahui, mudah mudahan cepat normal dan berkumpul kembali bekerja dan berhaha hihi bersama di WR Supratman 48, semoga……………
Sekedar informasi, bagi yang belum mengetahui, marilah kita simak tentang “Mengenal Vertigo”, silahkan
JAKARTA, KOMPAS.com – Vertigo atau kehilangan keseimbangan sangat mengganggu aktivitas walau tidak menimbulkan rasa sakit pada organ tubuh lain. Ketika kambuh, penderita vertigo mengalami kesulitan berdiri dan bergerak karena rasa sakit kepala luar biasa hingga dunia tampak berputar, bahkan kerap kali disertai dengan rasa mual dan muntah.
Menurut peneliti dr. Entjep Hadjar, Sp. THT, penyebab vertigo dapat berasal dari gangguan syaraf, penyakit dalam atau masalah seputar THT (telinga, hidung dan tenggorokan). Faktor penyebab vertigo antara lain : Serangan migren, radang leher, mabuk kendaraan, infeksi bakteri pada alat pendengaran dan kekurangan asupan oksigen ke otak.
Kelainan pada telinga sering menjadi penyebab. Termasuk pula kelainan pengelihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi tiba-tiba, gangguan di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak, dan di dalam otaknya sendiri.
Penelitian yang dilakukan Entjep menunjukkan, mayoritas pengidap vertigo mengalami gangguan ruang otak yang mengatur keseimbangan. Dari sebanyak 781 penderita vertigo yang pernah diteliti, 219 orang (28,3%) di antaranya mengalami penyakit batuan kecil (debris) pada alat keseimbangannya.
“Dari penelitian 5 tahun lalu menunjukkan, penyakit debris pada ruang otak yang berfungsi menjaga keseimbangan tubuh manusia atau disebut dengan vertigo debris menjadi penyebab utama vertigo,” paparnya saat acara Seminar Vertigo “Re-Balance Your Life” di RS Asri, Jakarta, Rabu (26/10/2011).
Vertigo debris terjadi karena terdapat gangguan debris pada ruang berbentuk setengah lingkaran yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh. Hal tersebut dikarenakan sensor keseimbangan memiliki berat jenis yang lebih besar dari cairan endolymph.
Menurut Entjep, alat keseimbangan manusia bersifat dinamis sehingga mudah terangsang gerakan putaran kepala. Bila terdapat debris (batuan kecil) pada alat keseimbangan, maka cairan endolymph mengalami gaya dorong yang lebih besar dari yang seharusnya, dan merangsang alat keseimbangan. Kondisi ini biasa disebut dengan vertigo posisi atau dalam istilah kedokteran disebut dengan BPPV (Benign Paroxysmal Position Vertigo) atau vertigo paroksimal jinak.
Entjep menuturkan, dahulu, solusi mengatasi pasien vertigo BPPV dengan dioperasi pengeluaran batu endapan. Namun, sering gagal karena batuan itu berada pada tulang temporal (terkeras) pada manusia. “Kini telah ditemukan cara non bedah yang lebih praktis yakni dengan vibrator,” katanya.
Vibrator tersebut nantinya akan menghancurkan debris (batuan kecil), dengan menempelkannya pada kepala penderita. Selain menghancurkan debris, vibrator juga digunakan untuk melepaskan debris yang sudah terlanjur melekat.
“Pengobatan vertigo debris ini sangat praktis, aman dan dapat hilang dalam beberapa menit, dan tanpa obat. Pengobatannya disebut dengan Canalith Repositioning Therapy (CRT), disertai dengan vibrasi, yang berfungsi mengurangi rasa pusing,” katanya.
Terapi dianjurkan dilakukan 2 (dua) kali seminggu, walau pada kenyataannya, banyak pasien sudah merasa sembuh dengan hanya dua kali terapi. (http://health.kompas.com/read/2011/10/26/15420386/Mengenal.Penyebab.Vertigo)-FatchurR