Kelapa
Pagi masih gelap saat sayup terdengar bulik Sepuh, tetangga menyapu halaman mushola. Suaranya srek-srek lembut seolah alunan musik lazuardi berseling satu dua kokok ayam yang terdengar. Wah sudah pagi lagi, benar tidak berapa lama azan subuh berkumandang, mengajak warga mulai membuka hari dengan ber-ibadah.
Saya tidak bisa membayangkan andaikata pohon Kelapa tidak diciptakan Tuhan, repot sekali. Di tempat kami, sapu lidi adalah gratis. Hampir setiap halaman memiliki pohon kelapa. Jalan-jalan desa teduh dinaungi pohon yang tajuk daunnya bak payung raksasa.
Tapi fungsi kelapa bukan hanya payung atau sapu, kelapa adalah tanaman yang teramat penting di desa. Kelapa sumber rasa gurih dari hampir semua masakan di desa. Dan Gurih-lezat. Sebagian besar jajan pasar di desa mengandung kelapa. Sulit mencari kue lezat yang tidak mengandung kelapa. Bahkan blondo (sisa ampas kelapa) masih lezat disantap dengan nasi panas.
Hampir semua bagian dari pohon kelapa bermanfaat. Pelepah dan daun Kelapa kering adalah kayu bakar yang terbaik, karena seratnya korosif dan mengandung minyak sekaligus oksigen, dua zat yang menyebabkan sangat mudah terbakar. Daunnya bisa juga dipakai sebagai atap kandang sapi atau dangau di sawah.
Setiap panen, satu pohon kepala pada usia produktif bisa menghasilkan lebih dari 40 butir dan tentu bernilai lumayan menambah dompet belanja. Bila kelapa tidak berproduksi, pokok kayunya bernilai tinggi. Blandar, rusu, tiang rumah bisa memakai pokok kelapa. Penggergajian kayu kelapa ada di hampir setiap desa, bahan baku kelapa tidak ada habisnya. Setiap pohon tua ditebang, banyak tunas baru yang siap menggantikan.
Kelapa memang multi guna, bisa melatih konsentrasi pikiran, cobalah sebutkan 6x saja dengan cepat diluar kepala tanpa salah: “KEPALA DIGARUK KELAPA DIPARUT” dan lihat hasilnya ….
(Sadhono Hadi; sumber dari nikmati kehidupan desa di http://rumahkudidesa.blogspot.com/)-FR