Kenikmatan secangkir teh
Tidak banyak orang tahu asal usul teh. Suatu hari Kaisar Shen Nung dari China akan minum air mendidih. Beberapa daun jatuh dari pohonnya tertiup angin hingga terjatuh ke panci berisi air mendidih itu. Bukannya mengangkat daun dari panci, Kaisar malah memutuskan mencicipi air rebusan itu. Tidak disangka air rebusan itu sedap dan menyegarkan tubuh.
Secangkir teh lebih bersahabat ketimbang secangkir kopi. Secangkir kopi mungkin akan dan sering dinikmati pecandu rokok, tetapi secangkir teh sering dinikmati semua kalangan, pecandu rokok atau bukan, kaum Adam-Hawa. Ketika orang terkena pilekpun dan “bernafsu” untuk menikmati minuman selain air putih, sudah pasti pilihannya akan jatuh pada teh hangat.
Bahkan saking akrabnya, tidak jarang kata “teh” sering digunakan untuk menunjukkan keselarasan dan analogi kesemangatan, seperti yang penulis temukan dalam judul salah satu pengantar penerbit buku Sekuntum Nyawa untuk Sahabat, bertuliskan “Secangkir Teh Hangat dari Penerbit”.
Aroma teh memang sangat memesona. Aroma harum teh akan langsung tercium tatkala diseduh. Ketenangan dan kenikmatan akan terasa saat diseruput. Ada aroma dan kenikmatan tersendiri dalam teh. Apalagi diminum di sore hari—baik dalam kesendirian maupun dalam kebersamaan—dikala senja sudah menampakkan merahnya.
Minum teh di sore hari merupakan kebiasaan orang-orang Eropa. Untuk mencari ketenangan di sore hari setelah seharian menyibukkan diri, tidak sedikit dari mereka yang menghabiskannya sambil meminum teh. Bahkan bagi sebagian besar orang minum teh bukan hanya untuk menghilangkan dahaga, melainkan lebih dari itu, untuk mencari ketenangan, apalagi setelah seharian menyibukkan diri. Nikmat sekali.
Di Indonesia hal seperti itu mungkin masih jarang. Masyarakat Indonesia masih lebih memilih jalan-jalan ke toko, mal, dan sejenisnya. Padahal dalam secangkir teh ada ketenangan yang tidak kalah nikmatnya dibanding jalan-jalan ke toko dan mal. Namun, belakangan ini banyak masyarakat Indonesia yang mulai terbiasa bersahabat dengan (secangkir) teh.
Teh banyak jenisnya dan mempunyai pengaruh masing-masing. Sebut saja seperti teh hitam dan hijau. Teh hitam dan teh hijau dengan aroma melatinya dapat menyegarkan. Sementara teh putih mempunyai pengaruh dan memberi efek menenangkan. Bahkan ada beberapa jenis teh herbal dapat berefek dan membuat penikmatnya lebih rileks dan cocok dinikmati sebelum tidur. Hal ini bisa ditemukan seperti pada jenis teh herbal cammomele.
Apakah hal di atas mengada-ada? Tentu tidak. Hal di atas benar adanya. Apabila kita tidak melihat apa yang terkandung pada teh mungkin terkesan mengada-ada. Teh mengandung diantaranya; Pertama, antioksidan. Antioksidan yang dimiliki teh memberikan perlindungan bagi tubuh dari penuaan ataupun efek dari polusi.
Kedua, berkafein lebih rendah dari kopi. Kopi biasanya mempunyai kafein 2 hingga 3 kali lipat lebih banyak dari teh. Secangkir kopi mengandung sekitar 135 mg kafein, sedangkan kafein di teh dengan ukuran yang sama, hanya terdapak kafein sebanyak 30-40 mg saja.
Ketiga, melindungi tulang. Tidak hanya susu yang ditambahkan pada teh yang dapat memperkuat tulang. Akan tetapi juga ada pada teh. Ada sebuah penelitian yang menemukan bahwa orang yang telah meminum teh lebih dari 10 tahun memiliki tulang yang kuat.
Ini mungkin disebabkan oleh phytochemical yang terkandung di dalam teh. Keempat, memberikan senyuman yang indah. Bukan teh yang menyebabkan kerusakan gigi, namun gula yang dicampurkan di dalamnya yang mempunyai efek buruk pada gigi. Teh sendiri mengandung flouride yang menjauhkan plak dari gigi, sehingga seseorang tidak akan malu dan grogi untuk tersenyum.
Kelima, meningkatkan pertahanan tubuh. Dalam arti, dengan minum teh tubuh bisa terhindar dari infeksi.
Keenam, menjaga tubuh untuk tidak kekurangan cairan. Selama ini minuman yang mengandung kafein dianggap tak dapat dikategorikan dalam minuman yang memberi kontribusi cairan bagi tubuh. Namun para peneliti ternyata menemukan bahwa minuman berkafein dapat memberikan kontribusi cairan yang sama dengan minuman lain.
Itulah salah satu logikanya, mengapa teh dapat mendatangkan ketenangan dan kesegaran pada tubuh dan cocok untuk segala suasana, terlebih lagi suasana nyantai—baik dalam kesendirian dan kebersamaan.
(Oleh: Abd. Basid, jurnalis Ikatan Mahasiswa Alumni Bata-Bata (IMABA) wilayah Surabaya. Selain itu penulis aktif sebagai anggota Forum Lingkar Pena (FLP) ranting IAIN Sunan Ampel Surabaya. Penulis bisa dihubungi lewat http://lingkaran-koma.blogspot.com) dan http://www.andaluarbiasa.com/ketenangan-dalam-secangkir-teh)-FatchurR.