Di desa, kayu berlimpah. Peralatan mesin penggergaji dan pengolah kayu untuk skala kecil cukup terjangkau harganya, sehingga iIndustri penggergajian kayu dan pembuatan meubilair bermunculan. Jasa pemotongan pohon, berikut penggergajian menjadi potongan balok atau papan juga menjamur. Mereka siap panggil dan dengan kendaraan yang mesinnya juga untuk memutargergaji kayu dengan lincah meluncur memenuhi panggilan.
Jenis kayunya juga bermacam, mulai kelas jati yang mahal, mahoni, nangka sampai sengon, duren bahkan klengkeng. Tapi kayu yang paling banyak diolah adalah kayu kelapa. Selain bahan kayu, tumpukan-tumpukan limbah kayu, sebagai kayu bakar juga menggunung. Sayangnya penduduk banyak yang beralih ke Gas Elpiji yang lebih praktis.
Keperluan penduduk umumnya adalah bahan bangunan, kusen, pintu, meja lemari dan tempat tidur. Untuk keperluan ini, industri rakyat yang hampir di setiap dukuh ada, mampu melayaninya. Tukang-tukang kayu, baik yang tua dan berpengalaman maupun tukang-tukang muda lulusan SMK setempat sudah sangat mahir membuat meubilair yang memadai untuk kebutuhan lokal.
Namun siapa nyana dari bahan-bahan yang berserakan, dengan sedikit kreasi dapat menjadi barang yang mewah, sekalipun untuk ukuran kota. Kayu Mahoni dengan tebal 10 cm, lebar 90 – 100 cm, dapat menjadi meja TV yang menawan. Berat meja kayu bersama kaki-kaki yang terbuat dari irisan batu gunung berkisar 200 kg. Nikmati hidup di desa di http://rumahkudidesa.blogspot.com/ (SH)-FR
