Parahnya pelupa
Seorang remaja paruh baya sedang berada di lift lantai 7 sebuah Supermall besar di Jakarta. Ketika ia keluar dari pintu lift, ia hampir ketabrak seorang pemuda (sebut saja namanya Rony) yang nampaknya terburu-buru memasuki lift,
Rony: “Pak, Maaf, anda yang bernama Pak Mursid bukan ? Mohon segera ke lantai dasar, Pak, Anak perempuan anda yang sedang menunggu Bapak di parkiran, tadi dia tertabrak mobil seseorang yang baru belajar mengendarai mobil”
Lelaki saparuh baya itu terlihat begitu kaget dan cemas: “Baik, baik, baik, Saya akan turun segera”
Namun ketika liftnya berada di lantai 4, ia tersadar akan sesuatu dan menepuk-nepuk jidatnya: “Waduh, Perasaan saya nggak punya anak perempuan”
Ketika lift berada di lantai 3, kembali ia teringat akan sesuatu: “Woalaaah, Saya juga kan belum kawin, masih jomblo sampai kini,? Gimana saya bisa punya anak, Bodoh amat ternyata aku ini ya ?”
Puncak tersadarnya ia dari penyakit pelupanya timbul ketika ia sudah ada di lantai dasar Mall tersebut: “Sialan,! Nama saya kan bukan Mursid ? Nama saya kan Romli ? Kok bisa ya penyakit pikun saya sampai bikin pikiran saya gawur begini ?” (Suhirto M)-FR