Jasad dan ruh
Menurut pandangan ulama dan filosof, manusia itu terdiri dari dua unsur, yaitu jasad dan ruh, sehingga manusia merupakan makhluk jasadiyah dan ruhiyah. Keduanya bagai hubungan antara nahkoda dengan perahu. Nakhoda berfungsi sebagai pengatur dan pengarah tujuan jalannya perahu, dan menenangkan arus air yang membawa perahu dan menjaganya di tengah hembusan gelombang.
Realitas yang mendasari dan prinsip yang menyatukan sosok manusia, bukanlah perubahan jasadnya, melainkan keruhaniannya. Sebab, manusia hakikatnya adalah makhluk ruhani. Esensinya bukan fisiknya dan bukan pula fungsi fisiknya. Tapi, esensi manusia adalah fungsi jiwa (nafs)-nya. Menurut Ibn Jauzi, jiwa adalah identitas esensial manusia yang bersifat tetap.
Nabi Muhammad SAW menegaskankan: “Sesungguhnya Allah tidak melihat jasad kalian, dan tidak pula bentuk kalian, akan tetapi Allah melihat hati kalian dan amal kalian.” (HR.Muslim).
Lebih lanjut Ibn Jauzi melihat jiwa sebagai esensi manusia terbagi dalam tiga unsur penting yang saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Ketiga unsur tersebut adalah unsur akal (juz aqli), unsur amarah (juz ghadhabi), dan unsur hawa nafsu / juz syahwani. (Pak Oto)-FR