Menulis, pekerjaan yang kusukai(001)
Prakata
Menulis memang pekerjaan yang saya sukai, sering kali tidak menghasilkan apa-apa, hanya kelegaan sudah berbagi ilmu, sekalipun hanya secuil. Semula terpikir apakah saya Riya? Lha kalau setiap tulisan dianggap Riya, mungkin tidak ada yang menulis, tidak ada buku. Lagipula, hanya melaksanakan Umrah,
apa yang di sombongkan? Setiap hari,berbondong-bondong orang ziarah ke tanah suci.
Tulisan2 saya adalah pengalaman orang awam, bukan tulisan ahli agama, jadi jauh dari bahasan fiqih tentang ibadah Umrah. Sudah bisa diperkirakan bahwa akan banyak kesalahan disana-sini, untuk itu mohon limpahan maaf. Kalau tulisan ini tidak ada manfaatnya, ya tidak perlu dilanjutkan membacanya, namun saya berbahagia bila ada manfaatnya bagi pembaca. Saran dan kritik selalu terbuka.
Dengan usia yang mendekati 70 tahun, perjalanan ibadah Umrah saya kali ini tentu berbeda dengan perjalanan-perjalanan ziarah ke tanah suci sebelumnya. Ada perasaan mungkin ini perjalanan
ke tanah suci terakhir dalam hidup saya, sehingga selayaknya untuk saya manfaatkan sebaik-baiknya.
Sesungguhnya bila bukan atas desakan istri, mungkin perjalanan ini tidak terpikirkan dalam benak saya. Namun, Gusti Allah memberikan kesempatan kepada saya untuk sekali lagi memenuhi panggilan-Nya mendampingi istri ke Rumah Allah. Untuk itu saya merasa sangat bersyukur.
Bagi istri saya, yang belum pernah menginjakan kaki ke tanah suci, menjadi wajib, mengingat antrian haji yang sampai belasan tahun. Usianya pun sudah tidak muda lagi. Bagi seseorang yang ibadahnya lebih tekun dari saya, perjalanan ini adalah keinginan yang paling diidamkannya.
Ibadah Umrah adalah ibadah fisik. Untuk itu, latihan fisik saya tingkatkan belakangan ini. Hampir tiap hari saya jalan / lari lebih dari 2 km. Saya tidak ingin merepotkan rombongan di sana, syukur2 bila bisa menjaga dengan baik istri yang tidak terlalu fit kesehatannya. Ia sangat mengandalkan kehadiran saya di sana.
Istri saya-lah yang memilih penyelenggara Umrah. Sudah sejak beberapa lama ia browsing dari Internet perusahaan di Jogja yang menawarkan jasa penyelenggaraan Umrah. Ia juga banyak menanyakan kepada teman2nya yang pernah melakukan perjalanan ibadah Umrah. Akhirnya ia memilih penyelenggara langganan sepupu saya.
Atas rekomendasi sepupu saya itu, kami mendapatkan tarif khusus, tarif langganan. Kemudian, dengan menambah sedikit biaya, kami memperoleh kamar double. Harapan kami, dengan mendapatkan akomodasi yang lebih nyaman, kami dapat melakukan ibadah dengan lebih khusu.
Selain persiapan fisik, saya juga mencoba melakukan persiapan spiritual. Selama ini saya mencoba melakukan ibadah-ibadah sunnah shalat tahajud, shalat dhuha, atau witir. Dengan membiasakan melakukan ibadah tersebut, harapan saya di sana kelak tidak kaget lagi. Saya juga mencoba memperlancar bacaan saya serta membaca tarjamah.
Buku acuan yang saya baca adalah Kitab Fiqih dan sebuah buku bagus berjudul, Kumpulan Doa, Dzikir dan Tanya Jawab untuk Ibadah Haji ddan Umrah tulisan Dr.KH.Ahsin Shako Muhammad, M.A. dan Dra.Hj.Maria Ulfa, M.A. Tanya jawab yang disusun dalam buku itu, praktis dan enak dibaca.
Terakhir, saya minta ijin istri saya membeli Tablet, Computer kecil. Saya ingin menuliskan pengalaman saya on the spot. Siapa tahu tulisan saya bermanfaat. Lama kami me-nimbang2 untung rugi, manfaat dan mudharatnya membeli barang mahal itu. Istri saya juga ingin memasukan Al Quran dalam tablet, dengan huruf yang besar, sehingga ia bisa membacanya tanpa kaca mata dimana saja. Akhirnya kami putuskan untuk membelinya di Jogja-Tronix.
Sayangnya kenginan istri saya sampai searang belum terpenuhi, Al Quran yang berhasil kami down load, hurufnya masih terlalu kecil untuk dapat dibacanya tanpa kaca mata. Sedangkan saya, alhamdulillah berhasil menyajikan yang sedang anda baca ini, tanpa kaca mata. Semoga berkenan; Gudengan Sleman 20150209; (Sadhono Hadi; Creator of Fundamen Top40; Visit http://fundamen40.blogspot.com dan http://rumahkudidesa.blogspot.com)-FR