Iptek dan Lingk. Hidup

Mengenal Go Green

Sejak isu pemanasan global (“Global warning”) ramai dibicarakan internasional dan lokal, secara drastis kesadaran lingkungan jadi point penting dalam kehidupan manusia. Tiba2 gerakan Go Green popular dan bergerak serempak di hampir penjuru dunia. Apa Go Green itu?

Setiap aspek kehidupan dipenuhi gerakan peduli lingkungan, mulai penataan rumah/kantor yang ramah lingkungan, hingga kebijakan perusahaan yang melabeli diri dengan spanduk Go Green yang dipasang mencolok di sejumlah kantor dan event kegiatan.

Padahal, dalam beberapa dekade silam, tak banyak pihak peduli isu ini. Jika pun ada, lebih banyak di dominasi oleh NGO lokal dan internasional. Beragam cara dilakukan, demi menekan beban yang harus ditanggung bumi, sebagai akibat dari pemanfaatan teknologi yang tidak ramah lingkungan.

Betapa tiap tahun laju deforestasi meningkat, hingga total tutupan hutan sebagai penyangga kesinambungan ekosistem terganggu, berakibat timbul perubahan iklim dan bencana alam, banjir dan longsor. Belum, buangan gas emisi kendaraan bermotor, rumah tangga dan pabrik turut menjadikan Bumi ini semakin panas.

Secara umum global warming (pemanasan global), adalah proses peningkatan suhu rata2 atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Penyebab utama global warming ini peningkatan efek rumah kaca yang terjadi di bumi. Jangan heran, jika dalam hitungan tahun, perubahan suhu di Bumi menanjak drastis. Ditandai makin sedikitnya luas tutupan es di kutub utara dan selatan, akibat rontoknya es-es dikawasan itu.

Awalnya, efek rumah kaca berguna bagi makhluk hidup di Bumi, karena efek rumah kaca menyebabkan atmosfir bumi jadi hangat. Kondisi hangat ini membuat bumi nyaman untuk ditinggali semua makhluk hidup. Apabila efek rumah kaca ini tidak ada, maka bumi menjadi planet yang sangat dingin.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, efek rumah kaca mengalami peningkatan signifikan dalam mengkibatkan terjadinya pemanasan global, yakni meningkatnya suhu permukaan Bumi dan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim.

Selain itu dapat berakibat terganggunya hutan dan ekosistem lain dan mengurangi kemampuannya menyerap CO2 di atmosfer. Salah satu dampak pemanasan global, dengan melihat perilaku orangutan (Pongo Pygmeus) di pedalaman Kalimantan. Dulu satwa aboreal ini hidup di pucuk pohon memakan buah dan serangga, namun, kini akivitas orangutan lebih banyak di bawah.

Jika global warming tidak diatasi akan menyebabkan dampak lebih besar yakni hilangnya pulau2 yang berakibat perubahan wajah peta dunia. Bencana ini disebabkan naiknya permukaan laut akibat mencairnya gunung es di kawasan kutub. Jika kondisi ini dibiarkan, besar kemungkinan generasi mendatang yang paling menanggung akibatnya.

Lalu, mereka hanya bisa mendengar legenda tentang keajaiban alam yang tak bisa mereka nikmati. Berawal dari kesadaran, beberapa ilmuwan di dunia berupaya keras untuk dapat mengurangi dampak global warming ini, salah satunya dengan mengkampanyekan gerakan go green.

Secara sederhana, Go Green itu propaganda yang biasa digunakan kampanye peduli lingkungan, atau bisa juga dikatakan sebagai gerakan ‘back to basic’ kesadaran lingkungan. Porpaganda ini tujuannya macam-macam, termasuk meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan.

Praktek ini, termasuk mengurangi konsumsi karbon tiap orang per kapita (carbon footprint) atas berbagai sumber daya; yang tidak bisa diperbarui seperti; minyak bumi, gas dan mineral, dan sumber daya kritis seperti pohon, air, lahan marginal, bahan2 kimia pembuat polymer(plastik), dan turunannya.

Ini bukan sekedar gerakan moral dalam membangun kesadaran terhadap lingkungan, tetapi lebih jauh merupakan gerakan taktis dan strategi guna mengantisipasi perubahan iklim di masa kini dan yang akan datang. Singkatnya, gerakan Ini tentang suatu era pembaruan pikiran dan perbuatan konkrit yang taktis untuk mengintegrasikan kehidupan.

Kini, manusia tidak lagi dibatasi sekat2 geografis dan batas negara dalam membangun kesadaran komunal. Tak dapat dipungkiri, manusia terdidik yang tinggal di Bumi mulai sadar pentingnya konsep pembangunan berkesinambungan (sustainability). Itulah paradigma dari fenomena bola salju ‘revolusi lingkungan’ sekarang ini.

Meski di tataran ideologis, semua orang percaya akan kelestarian alam. Pertanyaan turunan yang muncul adalah bagaimana cara aktualisasinya dalam kehidupan sehari-hari. Mubazir jika kesadaran itu tidak dipraktekkan.

Umumnya, saat semua orang ditanya pentingnya penyelamatkan lingkungan, serempak pasti menjawab, YES. Tetapi, mereka belum paham, jika menyelamatkan lingkungan ber dampak pada pengorbanan kesenangan mereka, misal pengurangan penggunaan kendaraan pribadi, tidak merokok, tidak menggunakan listrik berlebih, hingga pengurangan penggunaan pendingin ruangan. Atau lebih ekstrim, tidak menggunakan bahan2 kimia yang merusak lingkungan.

Gak salah jika Go Green merupakan hadiah termahal yang dapat kita berikan pada anak cucu kita. Konsep Go Green atau kembali ke alam dengan memperhatikan kondisi lingkungan, besar pengaruhnya terhadap keberhasilan mengurangi ancaman pemanasan global.

Karena itu, secara sistematis beberapa prinsip baku yang jadi semacam acuan dalam gerakan Go Green di seluruh dunia. Prinsip ini dirangkum dalam symbol yang gampang diingat, yakni 4R. Adapun 4R yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari guna meminimalisir residu atau hasil akhir adalah:

1. Reduce atau dengan mengurangi adalah upaya kita dalam kehidupan dalam mengurangi barang atau material yang biasa kita gunakan. Karena dengan meminimalisir hal ini dapat mengurangi sampah yang dihasilkannya.
2. Reuse atau memakai kembali yaitu dengan membeli barang2 yang bisa dipakai kembali atau barang yang bukan sekali pakai. Perkembangan zaman yang makin maju menciptakan barang sekali pakai untuk meringankan pekerjaan, namun dampak yang dihasilkan berbahaya, karena menyebabkan menumpuknya sampah dari barang tersebut.
3. Recycle yaitu mendaur ulang, kini banyak cara untuk memanfaatkan sampah jadi barang daur ulang yang bernilai, dengan cara ini kita dapat mengurangi sampah dan menjadikan barang yang berharga.
4. Replace yang bisa kita artikan mengganti yaitu berusaha mengganti barang yang merusak lingkungan dengan barang ramah lingkungan, sehingga barang2 itu jika jadi sampah dapat di degradasi secara alami.

Dengan 4 prinsip ini, diharapkan beban yang di tanggung Bumi bisa berkurang, atau setidaknya jumlah buangan hasil akhir tidak meningkat drastis. Oleh karena itu, mari kita budayakan dan laksanakan gerakan go green, menjadi bagian dari gaya hidup kita.

Karena tidak ada upaya yang signifikan, kecuali mulai dari diri sendiri. Itu sebabnya, menyelamatkan lingkungan paling efektif dimulai dari hal-hal kecil. Saatnya mengurangi ancaman global warming dengan memulai kehidupan yang Go Green. (Jacko_Agun; sumber : berita lingkungan dan http://www.ksdasulsel.org/konservasi/176-go-green)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close