Sluku sluku batok
Sluku-sluku bathok Bathoke ela-elo; Si Rama menyang Solo
Oleh-olehe payung mutho; Mak jenthit lolo lo bah
Yen mati ora obah; Yen obah medeni bocah; Yen urip golekko dhuwit …
Lagu jaman Wali Songo, menuturkan:
Sluku-sluku bathok: Bathok (kepala) kita perlu beristirahat untuk memaksimalkan kemampuannya. Kalo diforsir terus bisa aus, stress, hang, macet daya pikirnya.
Bathoke ela-elo: Dengan cara berdzikir (ela-elo = Laa Ilaaha Ilallah), mengingat Allah akan mengendurkan syaraf neuron di otak.
Si Rama menyang Solo: siram-o (mandilah, bersuci) menyang (menuju) Solo (Sholat). Lalu bersuci dan dirikanlah sholat.
Oleh-olehe payung mutho: Yang sholat akan mendapatkan perlindungan (payung) dari Allah, Tuhan kita. Kalo Allah sudah melindungi, tak ada satupun di dunia ini yang kuasa menyakiti kita, tak satupun.
Mak jenthit lolo lo bah: Kematian itu datangnya tiba-tiba, tak ada yang tahu. Tak bisa dimajukan atau dimundurkan walau sesaat. Sehingga saat kita hidup, kita harus senantiasa bersiap dan waspada. Selalu mengumpulkan amal kebaikan sebagai bekal untuk dibawa mati.
Yen obah medeni bocah:saat kematian datang, semua sudah terlambat. Kesempatan beramal hilang. Banyak yg ingin minta dihidupkan tapi Allah tidak mengijinkan. Jika mayat hidup lagi maka bentuknya menakutkan dan mudharat-nya akan lebih besar.
Yen urip golekko dhuwit: Kesempatan terbaik untuk berkarya dan beramal adalah saat ini. Saat masih hidup. Pengin kaya, pengin membantu orang lain, pengin membahagiakan orang tua: sekaranglah saatnya.
Ketika uang dan harta benda masih bisa menyumbang bagi tegaknya agama Allah. Sebelum terlambat, sebelum segala pintu kesempatan tertutup” (Tjahjo Rahardjo-72; https://pakdheklimin.wordpress.com/tag/lagu-anak-anak/)-FR