Psikologi

Lha kok melarat dikala pensiun

Ketika saya lari pagi dengan istri, rupanya setahun belakangan ini ada banyak rumah dipasangi plang “dijual”. Tidak mudah jual rumah dengan kaveling di atas 600 m² dalam kondisi sekarang. Perumahan kami kebanyakan rata² pensiunan pejabat / profesional yang kerja di perusahaan² besar.

 

Saya acap dengar manula2 bercerita meng-gebu2  hebatnya mereka di masa punya jabatan / posisi. Saya tak menyangka orang² yang tinggal di situ tidak semuanya kaya. Dulu ya, tapi saat pensiun dan anak² pergi meninggalkan rumah, mereka kesulitan bayar / maintain bulanan rumah yang mulai naik keleher.

Menabung Beda Dengan Berinvestasi
SAVING baby step harus dilalui, tapi itu cuma langkah awal. Orang tak bisa hanya mendepositokan uang pensiun, WHY? Karena saving tabungan / doposito cuma membuat uang justru berkurang nilainya? Yah  karena inflasi tidak bisa dilawan dengan instrument deposito. Bunga deposito ± 4,05%. Jadi duit 100 juta, cuma berbunga 4,05 juta atau cuma dapet Rp337.500/bulan. Jadi uang pensiun tak akan cukup.

Profesional tersering Kesulitan Saat Pensiun
Sebagian Profesional merupakan safety player. Mereka orang² yang dikondisikan seperti itu. Semakin profesional maka semakin menjauh dari karakter risk taker. Pertanyaannya, Apakah saat usia makin Menua, Mereka makin Risk Taker?

Saya jauh2 hari berjanji jika MENUA nanti, tak akan membuat REPOT anak², karena mereka dipusingkan dengan urusan keluarganya sendiri. Kami tak mau dicap BENALU. Jadi apa dong yang harus dilakukan?

1-Pensiunlah semuda mungkin kalo bisa . Karena saat anda selesai, itu waktu berbuat sesuatu untuk orang lain. Tentu akan jauh lebih mudah memberi makan orang lain, saat perut sudah kenyang.

2-Belajarlah Financial Planner. Belajar membuat balance sheet, mengatur post pengeluaran, pengeluaran tak terduga, mempertahankan asset, melawan inflasi dll. Tentu belajar tentang financial tidak akan membuat anda matrealistis tapi justru jadi realistis.

3-Banyaklah berteman dengan orang di luar kelompok. Nggak perlu minder atau menjauhinya. Anda tak perlu iri hati lihat orang lain maju, tapi dekati dan banyak2lah tanya. Mereka akan berbagi pengalaman.
4-Belajar berinvestasi yang benar, bukan main money game, investasi abal² yang sering menggoda logika.

5-Bekerjalah lebih keras, tekun dan cerdas.
6-Teruslah menginfluense orang untuk maju, bukan cuma pamer sana, pamer sini. Itu membuat anda makin berjarak, walau di depan anda dipuji, tapi di belakang anda dicemooh. Budaya masyarakat kita belum bisa mengapresiasi keberhasilan orang secara tulus.

7-Hidup apa adanya. Itu membuat hidup lebih ringan. Sesuaikan gaya hidup dengan income. Anda tak perlu pura² kaya atau sukses dengan beli GENGSI. Terlalu mahal pertarungan untuk masa depan. Approval orang lain bahwa kita sukses akan datang sendiri.

Benang merahnya :
8-Pensiun adalah saat anda berbuat sesuatu untuk orang lain, bukan menyusahkan orang lain. (Harsono; dari grup WA-BPTg; sumber dari  Fanky Christian; fankychristian.blogspot.com)
Monggo lengkapnya klik aja :  (http://fankychristian.blogspot.co.id/2017/10/kenapa-banyak-profesional-melarat-di.html)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close