BPPT jadikan Tangerang Selatan Sentra Anggrek
Tangerang -BPPT melalui Balai Pengkajian Teknologi dan Balai Inkubator Teknologi, tengah mempersiapkan serangkaian acara untuk menjadikan Kota Tangerang Selatan sebagai sentra anggrek.
“Tangerang Selatan memiliki petani anggrek yang tanamannya banyak didistribusikan kepada pedagang di Rawa Belong Jakarta Barat. BPPT akan menjembatani para petani dengan memasok anggrek varietas unggul,” kata Kepala BPPT Unggul Priyanto di Puspiptek Serpong Tangerang Selatan, Jumat (21/8).
Terkait rencana pengembangan anggrek di Tangerang Selatan, BPPT telah menjalin kesepakatan kerja bersama dengan tiga SKPD kota Tangerang Selatan yakni Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian dan Peternakan, dan Dinas Koperasi dan UKM.
BPPT melalui kedua balai tersebut akan menyerahkan bibit anggrek botolan hasil perbanyakan melalui teknik kultur jaringan. Kemudian melalui dinas-dinas terkait disalurkan kepada para petani anggrek di kota Tangerang Selatan.
Unggul mengatakan, melalui rekayasa teknik dimungkinkan untuk menciptakan anggrek yang memiliki bunga sesuai keinginan baik ukuran, warna, atau ketahanan terhadap penyakit sehingga memberikan keuntungan bagi petani.
Unggul berharap melalui varietas unggul maka anggrek Indonesia tidak hanya dijual di pasar domestik saja, tetapi juga dapat di ekspor ke sejumlah negara sepertihalnya dengan Thailand yang anggreknya sudah banyak diekspor.
Unggul menjelaskan Indonesia memiliki sejumlah species anggrek paling lengkap dibandingkan negara lain, termasuk anggrek langka.
“Semua koleksi anggrek di Indonesia telah dikembangkan di balai kami di Puspiptek tinggal didistribusikan kepada pedagang atau petani,” ujar dia.
Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany yang hadir dalam penandatangan kerja sama tersebut berharap melalui varietas unggul anggrek tersebut dapat meningkatkan taraf hidup petani karena mampu menjual dengan harga lebih tinggi.
“Kalau bunganya lebih indah, tentunya harga jualnya juga bisa ditingkatkan sehingga akan memberikan manfaat bagi petani itu sendiri,” ujar dia.
Airin berharap BPPT juga dapat mengajarkan petani untuk bertanam menggunakan sistem hydroponic (menggunakan media air) sebagai solusi semakin terbatasnya lahan pertanian anggrek di Tangerang Selatan.
“Harapan saya Tangerang Selatan akan memiliki kampung ekowisata inovatif melalui pengembangan anggrek. Sebelum di Tangerang Selatan ada kampung yang sudah berhasil mengolah sampah sehingga menjadikannya sebagai pendapatan rumah tangga,” ujar Airin.
Sampah organik mereka olah menjadi pupuk yang kemudian dijual atau dipergunakan untuk tanaman pekarangan, sedangkan sampah non organik mereka jual kepada pengumpul, jelas Airin.
Airin berharap hal yang sama juga bisa diterapkan pada tanaman anggrek, nantinya anggrek dapat menjadi sumber pendapatan bagi warga Tangerang Selatan.
Selama ini anggrek dari Tangerang Selatan, kata Airin, tidak hanya dikenal di pasar domestik saja, tetapi juga sudah dikenal di Malaysia dan Singapura. Hanya saja kita belum bisa memasok dalam jumlah besar ke kedua negara tersebut.
Airin mengatakan dirinya telah menginstruksikan kepada kepala dinas yang ikut dalam penandatangan perjanjian untuk segera mendistribusikan 500 botol benih anggrek kepada petani untuk segera dikembangkan dalam waktu dekat ini. (HS; Antara dan http://m.beritasatu.com/megapolitan/300955-bppt-jadikan-tangerang-selatan-sentra-anggrek.html)-FatchurR