Kreatif pohon Natal dari koran
Merdeka.com – Hotel ini memanfaatkan koran bekas untuk dijadikan bentuk dan disusun menjadi pohon Natal. Karya seni ini menyambut hari keagamaan tanggal 25 Desember mendatang.
Pohon Natal dari koran bekas mempunyai tinggi tiga meter. Koran bekas dipilih karena ringan tapi terlihat tetap berkelas.
“Kami secara sengaja menggunakan koran bekas sebagai bahan utama untuk membuat pohon Natal. Ini sebagai salah satu cara kami untuk mengapresiasikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada media cetak Kota Semarang,” jelas Publik Relation Hotel Horison Semarang, Denok Dian, saat ditemui merdeka.com, Selasa (22/12).
Meski ornamen pohon Natal ini dibuat secara sederhana, kata dia, tak akan mengurangi makna dari kemeriahan dan gegap gempita perayaan Hari Natal dan Tahun Baru 2015 kali ini.
Denok menjelaskan kiloan koran bekas yang dirangkai menjadi pohon Natal diletakkan di samping pintu masuk lobi hotel.
“Selain menyajikan warna yang berbeda dengan menciptakan pohon Natal menarik & unik tersebut, Hotel Horison juga memberikan promo khusus kepada para pelanggan dan pengunjung yang datang untuk merayakan Natal & Tahun Baru bersama keluarga,” pungkasnya.
(Lia; http://www.merdeka.com/peristiwa/kreatif-pohon-natal-dari-koran-bekas-hiasi-lobi-hotel-di-semarang.html)-FatchurR
————-
Sajian lainnya :
1. Kaliurang Disulap Jadi Hutan Lampion yang Romantis
2. Kampung kreatif Surabaya
————-
Kaliurang Disulap Jadi Hutan Lampion yang Romantis
Untuk yang lagi di Yogya atau mau ke Yogya :
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN
Kawasan wisata Kaliurang bersolek, menyajikan wisata malam mempesona. Terhitung sejak 10/12/15 kawasan wisata di Kabupaten Sleman ini dihiasi ratusan lampion yang berada di kawasan Gardu Pandang, Kaliurang.
Mmenuurut Disbudpar Kab-Sleman, para pengunjung dapat menikmati pemandangan menakjubkan ini hingga 31/1/2016, mulai pukul 16.00 – 22.00 WIB. Suasana seperti ini jadi ajang wisata malam yang cocok untuk wisata keluarga dan anak2, serta wisatawan yang diakhir tahun ini berlibur ke Yogyakarta.
Kaliurang di malam hari kini tidak lagi gelap, berubah jadi gemerlap lampu lampion beraneka bentuk dan warna. Kemeriahan hutan lampion bertema “Jurrasic & Romantic Garden Lantern”, live music perform berbagai genre, magician contest, culiner dan aneka permainan anak digelar tiap malam, menjadikan pilihan utama bagi wisatawan yang berlibur di Yogyakarta.
Selain menikmati suasana romantik, berbagai pemandangan aneka bentuk dan jenis lampion, wisatawan dengan mudah mendapat aneka hidangan kuliner yang juga disuguhkanpedagang lokal. Bagi teman2 yang di Jogja dan di luar Jogja dapat menikmati keindahannya. Jaga tanggal dan waktu nya. (Adriansyah Yamin-Sm78/79 dari grup WA)-FR
———-
Kampung kireatif Surabaya
SuaraSurabaya.net. Lebih dekat mengenal Surabaya, dengan geliat dinamikanya. Di balik hiruk-pikuk aktivitas metropolitannya. Sekumpulan orang berkreasi, berproduksi menghasilkan komoditi berpotensi ekonomi. Disperdagin Kota Surabaya, mencatat beberapa kampung potensial berkembang kekhasan karyanya. Mereka didampingi guna menuju puncak kesuksesan demi kesejahteraan masyarakat.
Beberapa kampung kreatif yang dibina Disperdagin Kota Surabaya, Kampung Tas di Morokrembangan, Kampung Paving di Kecamatan Pakal, Kampung Kue di Kecamatan Rungkut, dan Kampung Sandal-Sepatu di kawasan Osowilangun. Selain itu Majalah Surabaya City Guide melengkapi dengan liputan dan Kampung Pernak-pernik di wilayah Benowo, dan Kampung Sulam Pita di Tambak Asri Surabaya.
Kampung Tas
Jika dengar sentra tas terbesar di Jatim, yang terpikir ke sentra tas Tanggulangin, di Selatan Sidoarjo. Namun, di lain lokasi ada sebuah kampung yang warganya sehari-hari memproduksi berbagai macam tas. Kampung tersebut berada di Jalan Gadukan Baru, Morokrembangan, Surabaya.
Terbentuknya kampung tas ini 1978. Berawal dari 6-10 orang yang ahli membuat tas dari berbagai macam bahan, kreativitas mereka tertular ke warga lain. Kini terdapat 68 perajin yang memproduksi tas di daerah ini, tersebar di RW IV, V, dan VI Kelurahan Morokrembangan, Kec-Krembangan, Surabaya.
Kampung Paving
Batu paving dipilih sebagai alternatif material halaman rumah dan jalan, karena bentuk yang variatif, memberi ruang drainase, dan mudah dalam perbaikan jika terjadi kerusakan. Makin hari permintaan batu paving meningkat, sehingga perusahaan2 besar memproduksi material ini.
Di tengah sibuknya pabrik2 membuat batu paving, batu paving ada yang diproduksi dari sebuah kampung di daerah Kelurahan Pakal, Kecamatan Pakal, Surabaya.
Kampung Kue
Berawal dari hobi membuat kue, ibu2 yang tergabung dalam Kampung Unggulan Kue, di Rusun Penjaringan Sari, bisa mengembangkan hobinya jadi usaha yang menghasilkan. Berbagai varian resep dikreasikan jadi kue enak, dan bernilai ekonomis.
Kampung kue di Rusun Penjaringan Sari berawal dari tiga home industry. Salah satunya milik Anik Pudjiati, yang memproduksi aneka kue basah sejak 2001. Seiring waktu berputar, banyak warga lain yang tertarik mengikuti jejak tiga produsen kue tersebut.
Kampung Sepatu-Sandal
Bila Anda berbelanja sepatu-sandal di mal atau pusat grosir, jangan kaget bila produk yang Anda beli buatan perajin sepatu-sandal Tambak Oso Wilangon, Kec-Benowo Surabaya. Sepatu-sandal itu dibuat home industri dan tanpa merek. Dari mereka sepatu dan sandal itu diberi label, merek n dipasarkan.
Kampung yang dulu lebih dikenal dengan nama Sememi Lor itu terletak tak jauh dari terminal Tambak Oso Wilangon, 500 meter arah Barat, menuju Gresik. Sekilas kampung ini tak menarik. Tapi siapa sangka, di kampung ini ribuan-jutaan produk sepatu sandal dibuat oleh warga, secara turun-temurun.
Kampung Pernak-Pernik
Dari kerajinan sulam pita, kampung ini mampu bermanfaat ke masyarakat sekitar. Kreativitas ibu-ibu PKK Pondok Benowo Indah RT 5 RW 8 Kelurahan Babat Jerawat Kec-Pakal bisa jadi contoh. Kampung ini terkenal karena salah satu prestasi dari ibu-ibu PKK yang terampil dalam sulam pita.
Dengan keterampilan bersulam pita ini , kemeja polos, jadi lebih cantik. Kerudung polos tak bermotif jadi lebih unik dan menarik, dan sejumlah kerajinan tangan lainnya dihasilkan, bahkan Balai RW pun dijadikan galeri untuk memajang karya mereka.
Kampung Sulam Pita
Berbekal tekad, warga kampung di pinggiran Surabaya ini memproduksi kerajinan kreatif dan menembus pasar luar negeri. Sekitar 1980 -an, tanah ini masih ditumbuhi pepohonan yang rimbun. Suasana masih gelap, tidak ada lampu penerangan kecuali kelap-kelip lampu oblek.
Lambat laun kawasan ini terusik kehidupan manusia. Satu dua orang mulai babat alas, membuka lahan dan kemudian bertempat tinggal di situ. Kampung itu kemudian dijuluki Kampung 1001 Malam. Kini warganya kian kreatif, dengan kerajinan sulam pitanya.
Lebih lengkap tulisan kampung2 kreatif di Surabaya ini, bisa dibaca di Majalah SCG edisi September 2013. Bisa pula didapatkan infonya di website www.surabayacityguide.co.id. (Foto: A.Kusnanto/Bob; http://m.suarasurabaya.net/wisata/detail.php?id=8ap5v0i0gct8n6ocb789fa26092013124995)-FatchurR