Pengalaman Anggota

Pepes tahu-tidak membuatku jemu

Ceritanya beberapa hari ini saya dtinggal pergi istri yang pulang kampung. Untuk lauk makan di rumah, saya (dan anak bungsu) ditinggali satu ‘wajan’ (penggorengan) tempe dan tahu bacem rebus, artinya belum digoreng dan satu ‘dandang’ (alat pengukus nasi) penuh isi pepes tahu. Itulah ‘bekal’ lauk saya makan beberapa hari ini.

 

Tempe dan tahu bacem belum digoreng. Jadi kalau mau yang goreng, tinggal mengambil beberapa potong sesuai selera, lalu digoreng. Tapi beberapa hari ini saya makan yang tanpa digoreng. Orang sudah enak kok.

 

Saya pernah menulis bahwa ‘kelebihan’ tempe dan tahu bacem adalah kita bisa memakannya dengan tiga rasa sekaligus sekali masak. Pertama baceman dengan kuahnya, enak. Bacem tanpa kuah dan tidak digoreng, enak juga. Atau tempe bacem (membuatnya bisa berbarengan seperti yang dibuat istri saya itu), juga semakin enak.

 

Kemudian pepes tahu. Ini juga makanan favorit saya. Saya sejak lama tidak bosan dengan makanan yang satu ini. Gurih (penuh protein), sedap (ada daun kemangi, daun bawang dan daun sereh), bisa pedas (ada cabe rawit di tengah bungkusan). Pokoknya memang enak.

 

Maka beberapa hari ini saya makan dengan dua lauk dan pauk itu (tempe dan tahu bacem plus pepes tahu) tidak ada bosannya. Sarapan lauknya itu, makan siang temannya itu, makan malam ya itu lagi. Kalau saya mau membeli atau memasak yang lain, tidak sulit, tapi saya menggemari kedua masakan ini. Tinggal memanasi setiap pagi dan menjelang tidur. Enak ‘tenan’. Anda tidak percaya? Percayalah. Pepes tahu, tak membuatku jemu . . . . . (Widartoks 2015)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close