Bupati ini bergelar profesor pertama
Makassar-Sebelum kepemimpinan Nurdin Abdullah, Kab-Bantaeng dipandang sebelah mata dibanding 23 kabupaten di Sulsel. Namun, sejak 2009, Bantaeng menonjol. Investor kelas dunia datang ke kabupaten yang jaraknya 120 Km dari Makassar. Awal2nya, banyak persoalan di daerahnya. Dari infrastruktur, kemiskinan, pengangguran, banjir rutin dan layanan publik. Pelan2 masalah2 itu diatasi.
“Kami normalisasi sungai dan drainase lalu membangun cekdam, membangkitkan petani dengan ketersediaan pupuk, benih unggulan dan irigasi pertanian di daerah2 terisolir dan menggeliatkan perekonomian Bantaeng dengan membuka pintu masuk para investor,” ujar Nurdin ke detikcom di kawasan Pantai Losari, Makassar beberapa hari lalu.
Mantan Presdir PT Maruki Internasional Indonesia ini membuka kesempatan investor kelas dunia berbisnis di Bantaeng. Nurdin menyiapkan lahan 1.000 HA di Pajjukukkang yang tuntas 2015 untuk pabrik smelter yang dibangun Jepang, Cina dan India. 2.000 HA untuk relokasi industri dari Jepang. Rencananya, Ehime Toyota membangun sekolah mekanik untuk wilayah Asia Pasifik dan pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) berstandar internasional.
“Triliunan uang investor masuk ke Bantaeng tanpa ada pungutan sepeser. Kita menerapkan pelayanan one day service, proses perizinan selesai sehari tanpa pungutan. Investor kita jemput di bandara lalu kita antar sampai ke Bantaeng, kita kelola keuangan daerah secara terbuka dan transparan, buktinya tidak ada pejabat yang korupsi,” ujar Nurdin dengan nada bangga.
Di tahun pertama kepemimpinannya, bupati 50 tahun ini membenahi dan meningkatkan kapasitas aparat2nya dengan menerapkan pola assesment dengan melibatkan UI dan Lembaga Administrasi Negara (LAN) Jatinangor. Sistem lelang jabatan di kepemimpinan Nurdin dilakukan sejak 2009, lebih awal dibanding Jokowi sebagai Gubernur DKI.
Di rumah dinas dan rumah pribadi Nurdin, siapa pun warga Bantaeng bebas masuk ke rumah tanpa ada hambatan. Baik mengadu atau mengusulkan program. Saat menerima pengaduan warganya, bupati bergelar profesor Ilmu Kehutanan Unhas ini sesegera mungkin menyelesaikan persoalan warga dengan melibatkan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait.
“Selama 6 tahun ini, banyak pejabat saya copot, seperti Kepala BKD sudah berganti 4x, wakil bupati saya itu beberapa kali ikut lelang jabatan, kalau ada pejabat yang macam2 dan dilapori warga saya akan copot langsung, saya dekat dengan semua warga Bantaeng,” ujar mantan presiden mahasiswa asing di Jepang era tahun 1990-1993 ini.
Di periode pertama, Nurdin berhasil sebagai bupati dengan raihan persentase suara 46%, meski tanpa kampanye meriah. Nurdin yang ‘pulang-kampung’ demi amanah almarhum ayahnya, Nurdin berhasil mengungguli kandidat yang lama berkiprah di Bantaeng. Di periode kedua, tanpa kampanye dan atribut, Nurdin melenggang-kangkung meraih suara 84% dalam Pilkada 2013 silam.
Di kepemimpinan alumni fakultas pertanian Universitas Kyushu di Jepang ini perekonomian Bantaeng tumbuh dari 5,3% jadi 8,9% pertahun serta berhasil meningkatkan indeks pendapatan perkapita warga Bantaeng dari Rp 5 juta jadi Rp 14,7 juta. Selain itu pula, Nurdin berhasil menghapus angka kematian ibu melahirkan di Bantaeng sebelum kepemimpinannya, sebanyak 12 ibu per tahun.
Nurdin berhasil memajukan kembali varietas sayur2an dan buah Bantaeng dan hasil2 perikanan, dengan konsep Agri-Marine Economy. Berkat kemajuan perekonomian di Bantaeng, terjadi arus balik warga Bantaeng yang merantau di luar, serta bertambahnya penduduk yang bermigrasi ke Bantaeng.
Bupati yang menjunjung tinggi filosofi Jepang pantang berbohong, disiplin, sesuai kata dan perbuatan ini berhasil membenahi sistem pelayanan kesehatan. Di Bantaeng, tiap warga yang butuh pelayanan kesehatan gratis, cukup menghubungi call center 113, maka dokter dan perawat beserta mobil ambulance segera menjemput pasien di rumahnya.
Dengan Brigade Siaga Bencana (BSB), Nurdin menyiagakan 24 jam, 20 dokter, 16 perawat dan 8 unit mobil ambulance berfasilitas emergency hibah dari Jepang. Selain itu, BSB Bantaeng menyiagakan 11 unit mobil Damkar berstandar Internasional, yang mampu melebihi armada yang dimiliki Dinas Damkar Makassar. Mobil ambulans milik Pemkab Bantaeng kerap dipinjamkan di kabupaten tetangga bila ada pasien yang akan dirujuk ke Makassar.
Selain itu pula, Nurdin yang menguasai tiga bahasa asing, Inggris, Jepang dan Cina, ini berhasil meyakinkan pemerintah pusat untuk menggelontorkan dana sekitar Rp 120 miliar untuk membangun gedung rumah sakit 8 lantai berstandar internasional di kabupaten seluas 395 kilometer persegi dan dihuni sekitar 180 ribu jiwa ini.
Selama 6 tahun kepemimpinannya, Bantaeng menyabet lebih dari 50 penghargaan tingkat nasional, termasuk 4 kali berturut-turut piala adipura yang sebelumnya tidak pernah didapatkan, 3 tahun berturut-turut meraih Otonomi Award dan berhasil memenangkan Innovative Government Award (IGA) tahun 2013 yang diadakan Kementerian Dalam Negeri.
Bagi Nurdin, ia tidak mau berorientasi pada piagam penghargaan semata, tanpa dibarengi karya nyata yang dirasakan warganya. Menurut Nurdin, berkat caranya memimpin Bantaeng dengan menggunakan hati, Bantaeng kemudian jadi terkenal dan jadi sering kedatangan tamu dari pemda di Indonesia untuk melakukan studi banding, termasuk pula sering diundang pemerintah Jepang dan China untuk melakukan benchmarking.
Berkat kepiawaiannya memimpin, nama Nurdin termasuk 19 tokoh alternatif oleh Komunike Bangsa Peduli Indonesia (KBPI) yang digagas pengusaha senior Sofjan Wanandi. Nama Nurdin dijadikan figur capres alternatif, sejajar dengan nama-nama tokoh bereputasi seperti Jusuf Kalla, Khofifah Indar Parawansa, Chairul Tanjung, Walikota Bandung Ridwan Kamil, dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini.
“Saya terkejut sekaligus senang dijadikan figur capres alternatif. Sebagai anak bangsa, saya siap untuk menyumbangkan pikiran dan tenaga untuk kemajuan bangsa. Namun saat ini saya masih fokus untuk memimpin Bantaeng. Tunggu mapan dulu daerah saya baru lompat ke pusat, saat ini masih dalam proses, bila masanya nanti akan tiba saya akan siap bila dibutuhkan,” tutup suami dari Listiaty Fachruddin ini. (Mna/Try; http://news.detik.com/berita/2502960/aksi-dan-ambisi-nurdin-bupati-bergelar-profesor-yang-meraih-50-award/3)-FatchurR