Pengalaman AnggotaPsikologi

Dengan kaca mata merah semua jadi merah

Dulu, jaman tahun 1960-an, ada mainan anak2, kacamata2an. ‘Frame’ atau rangka kacamata ini dibuat dari bilah bambu tipis, lalu ditekuk dibuat lingkaran untuk bagian depan mata. Sebagai ‘kacanya’ dibuat dari kertas transparan yang saat itu adanya yang berwarna merah.

 

Gagang kacamata untuk menyangkutkan ke telinga, cukup dengan karet gelang saja. Anak kecil yang memakai kacamata ini, rasanya sudah gagah sekali. Bisa menirukan para pemain kuda kepang yang kebanyakan berkacamata hitam.

Karena kacamata mainan ini ‘kacanya’ merah, maka semua yang dilihat oleh si anak, si pemakai kacamata ini jadi merah semua. Baju putih kelihatan merah, daun hijau jadi nampak kemerahan, pokoknya semua yang dilihat menjadi merah atau kemerahan.

Demikianlah dalam hidup ini, semua orang ‘memakai kacamata pandangan’ masing2 dan menjadikan orang lain sesuai ‘kacamata pandangan’ itu. Orang yang jujur memandang semua orang jujur. Seorang penipu kalau bicara dengan orang lain, menganggap orang yang diajak bicara akan menipunya, makanya dia sangat hati-hati.

 

Orang yang suka makanan pedas, menganggap orang lain juga suka makanan pedas dan kalau tidak suka akan dianggap ‘kurang’ bagi dirinya. Orang baik akan menganggap semua orang itu baik, demikian pula orang jahat akan curiga dengan lawan bicaranya yang dianggap jahat juga.

Seseorang yang berpikiran politikus, suka membolak-balik kata, suka ngotot atau bertahan atas pendapatnya sekalipun disadari salah, akan memandang orang lain juga demikian. Makanya dalam pandangannya semua orang patut dicurigai.

 

Ketika orang lain enak tidur, karena memandang semua orang baik, orang yang mudah curiga tidak bisa tidur enak, sebab dia merasa curiga, jangan-jangan esok ada yang menjegalnya, jangan-jangan ada yang mau mencuri di rumahnya, jangan-jangan ada yang mau menyantet dan seterusnya.

Jadi sebaiknyalah kita menggunakan “kacamata baik” memandang orang lain itu secara umum baik, tidak sebaliknya memakai ‘kacamata tidak baik’ dalam arti memandang orang lain itu secara umum tidak baik, tidak bisa dipercaya, dst.

Kalau bahasa agamanya, lebih banyak berprasangka baik dibanding berprasangka buruk kepada orang lain. (Widartoks 2016 )-FR

Catatan : Saya cari gambar ‘kacamata’ mainan tahun 1960-an di internet kok nggak ketemu. Jadi gambarnya ya yang terlampir ini saja. (WKS)

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close