Iptek dan Lingk. Hidup

Bantaran dibangun tinggi untuk cegah buang sampah

Surabaya-Kebersihan sungai jadi perhatian Pemkot Surabaya. Selain rutin membersihkan, dibangun pagar pembatas di pinggir sungai. Seperti kawasan pemukiman padat Tambak Asri, Pemkot membangun pagar agar warga tidak buang sampah di sungai yang membelah perkampungan Dupak-Genting.

Menurut Cahyo, warga Genting, sejak penutupan lokalisasi Tambak Asri. dibangun pagar. Sungai yang menghubungkan Asemrowo dan Tambak Asri itu bersih dari sampah. “Sebelumnya warga sering melempar sampah plastik ke sungai. Tapi kini warga sadar,” katanya pada detikcom (21/3/2016).

Cahyo menambahkan, pagar kawat yang mempunyai tinggi sekitar 7 meter itu dibangun mulai ujung Jalan Tambak Asri (Dupak) hingga Kalianak. Pantauan detikcom, pagar yang dibangun Pemkot Surabaya itu berdiri kokoh di sepanjang Sungai Tambak Asri.

Kadis PU, Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati mengungkapkan proyek pembangunan pagar di Sungai Tambak Asri selain bertujuan agar warga tidak lagi membuang sampah, pihaknya juga tetap melakukan patroli rutin membersihkan sampah di sungai tersebut.

“Kita bersihkan sampah di sungai Tambak Asri 2 minggu 1x. Karena ada sampah yang dibuang ke sungai. Kemungkinan dari kawasan Asemrowo yang masih dalam pengerjaan pagar pembatas sungai,” pungkas Erna saat dihubungi detikcom. (dra/dra; http://news.detik.com/berita/3169608/surabaya-top-pagar-tinggi-dibangun-di-bantaran-sungai-cegah-warga-buang-sampah)-FatchurR
———–

Sajian lainnya : Bangunan asli Pasar ikan yang tak diratakan
Bangunan asli Pasar ikan yang tak diratakanJakarta – Kawasan Pasar Ikan dan Museum Bahari di Kampung Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara sudah ditertibkan. Ada bangunan yang tidak diratakan dengan tanah, yakni bangunan asli Pasar Ikan sejak tahun 1897.

“Ini bagian asli dari Pasar Ikan makanya ini tidak dihancurkan,” ujar Koordinator Keamanan PD Pasar Jaya di Pasar Ikan Wirmo Suswahyono saat berbincang di lokasi, (11/4/16). Wirmo mengungkapkan, dulunya kawasan ini terkenal dengan lelang ikan. Namun seiring berjalannya waktu, proses lelang ikan tak lagi dilakukan di sana.

Sehingga perlahan bangunan kosong itu ditempati warga pendatang. Hingga membangun permukiman kumuh. Melihat itu rencananya, Pemprov bakal menyulap bangunan asli itu agar jadi magnet wisatawan di Ibu Kota. Gubernur DKI ingin menggabungkan bangunan Pasar Ikan dengan Museum Bahari dalam satu komplek cagar budaya, seperti di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.

“Nantinya ini bakal disatukan dengan Museum Bahari yang jadi cagar budaya seperti Museum Fatahillah Kota Tua,” lanjutnya. Bangunan yang tidak dihancurkan itu dipasangi garis polisi. Kondisinya terlihat cukup memprihatinkan.

Bagaimana tidak, sebagian besar bangunannya sudah tidak lagi beratap lantaran ambruk tergerus air laut yang terletak persis di belakang. Hanya setengah bangunannya saja yang masih beratap.

Kemudian kayu-kayu yang mendominasi bangunan itu terlihat sudah lapuk. Kondisi yang buruk itu membuat pihaknya memasang tulisan ‘Dilarang Masuk, Bangunan Ambruk’ untuk mewanti-wanti warga masuk ke dalam bangunan.

Bila tertata rapi, orang2 yang mendarat dari Pelabuhan Sunda Kelapa bisa bersandar nyaman, karena bantaran Pelabuhan akan dipasangi dinding turap (sheetpile). Pengunjung dari Pelabuhan bakal disambut plaza (alun-alun) yang lebar. Masjid Luar Batang langsung nampak dari plaza ini. (Ws/try; http://m.detik.com/news/berita/3184511/bangunan-asli-pasar-ikan-luar-batang-tak-diratakan-dengan-tanah)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close