Teknologi Sel Bahan Bakar ramah Lingkungan
Jakarta-Dampak perubahan iklim harus ditekan salah satunya pengurangan emisi karbon. Karenanya, teknologi fuel cell atau sel bahan bakar jadi salah satu alternatif karena ramah lingkungan dan tidak menghasilkan emisi. Dalam waktu 10 tahun terakhir, BPPT telah melakukan riset tentang hal ini.
Peneliti Pusat Teknologi Material BPPT, Jarot Raharjo, mengatakan, teknologi fuel cell berperan kuat membantu mengurangi emisi bahan bakar fosil. “Fuel cell adalah teknologi yang efisiens energi dan jadi bagian penting sistem energi baru yang menawarkan efisiensi tinggi dan dapat mengirimkan daya cepat,” katanya di sela seminar Nanomaterial dan Smart Energy di Jakarta (15/4).
Jarot menjelaskan, sel bahan bakar merupakan perangkat yang mampu mengubah energi kimia ke energi listrik secara langsung. Bahan bakar di dalamnya bisa berupa hidrogen, metanol atau gas alam lainnya seperti metan. “Untuk membuat fuel cell, menjadi sumber daya atau potensi bahan bakunya sangat besar di Indonesia,” ucapnya.
Bahkan, lanjut Jarot, BPPT masuk dalam konsorsium logam tanah jarang karena materialnya bisa dijadikan oksida padat untuk perangkat fuel cell.
Jarot menambahkan, sel bahan bakar ada dua jenis, yakni polimer electrolyte membrane fuel cell yang hanya berbahan bakar hidrogen dan solid oxide fuel cell yang bisa berisi beragam campuran bahan bakar misalnya hidrogen dan metanol.
“Jepang negara paling maju memanfaatkan fuel cell. Bahkan panas buangan reaktor nuklir dipakai pembuatan hidrogen untuk fuel cell,” tuturnya.
Bahkan, kata dia, perusahaan otomotif ternama di Jepang sudah mengaplikasikan teknologi fuel cell ini pada kendaraan roda empat yang diproduksinya. “Kita harus berjuang, karena di luar negeri sudah ada regulasinya. Teknologi fuel cell di sana sangat diterima,” ujarnya.
Khusus untuk daerah pelosok di Indonesia, lanjut Jarot, fuel cell bisa dikombinasikan dengan tenaga surya untuk menghasilkan listrik. Saat ini di Indonesia, aplikasi fuel cell sudah dipakai pada industri telekomunikasi. Salah satunya perusahaan PT Cascadiant Indonesia pun telah banyak melayani perusahaan telekomunikasi.
“Operator telekomunikasi pakai fuel cell untuk mengganti genset saat listrik padam. Selain bebas emisi, tidak bising dan harga sel bahan bakar ini lebih kompetitif,” kata Direktur Pengembangan Bisnis PT Cascadiant Indonesia Charles Giroth. (Ari Supriyanti Rikin/FER; Suara Pembaruan dan http://www.beritasatu.com/iptek/360266-bppt-sebut-teknologi-sel-bahan-bakar-lebih-ramah-lingkungan.html)-FatchurR