Bertahan walau Diabet 600
Saya dikejutkan bapak tua di depan saya. Pasalnya baru kali ini saya ketemu bapak 60-an semangatnya membara, tanpa pusing bahkan keluhan lain padahal gula darahnya 560. Luar biasa. Lagi2 ini saya temukan di Desa Tosari, tempat saya mengabdi setahun ke depan sebagai Pencerah Nusantara.
Gula darah di atas 200 tergolong tinggi apalagi ini lebih dari 500 dan tidak menimbulkan keluhan. Wow… sebutlah pasien saya kali ini sebagai Bapak Elang karena kekuatannya seperti elang. Mengalami Diabetes Mellitus (DM) di pelosok desa terpencil di pegunungan, membuat tanda tanya besar bagi saya.
Padahal kesehariannya Bapak Elang ini petani kentang yang aktivitas fisiknya tidak diragukan lagi. Dan kentang sebagai makanan yang baik mencegah DM setiap harinya menjadi konsumsi dia. Lalu…kok bisa terkena kencing manis? Usut punya usut ternyata ada satu lagi kebiasaan penduduk di Desa Tosari ini yang menurut perkiraan saya menjadi faktor pemicu terjadinya DM.
Hobi minum kopi dan teh super manis serta merokok. Dalam sehari si bapak dapat mengkonsumsi kopi hingga 5 gelas dengan takaran per gelasnya satu sendok kopi tumbuk asli Tosari dan tiga sendok gula. Selingannya teh manis yang kombinasinya dua sendok gula per gelasnya.
Luar biasa…. DM Tidak Pilih2 Orang Dengan kondisi gaya hidup terlebih pola makan tidak terpisahkan dari gula, maka bukan menjadi hal mengherankan jika DM saat ini dapat diderita oleh banyak orang. Bukan lagi jadi penyakit orang kaya atau orang kota saja tapi warga pedesaan dengan gaya hidup suka gula pun menjadi sasaran empuk terkena kencing manis.
Bahkan orang dengan aktivitas fisik atau olahraga yang sudah baik pun masih dapat terkena DM jika pola makannya kurang baik, apalagi orang yang kesehariannya menghabiskan banyak waktu duduk di kantor. Harus lebih waspada. DM memang tidak pilih-pilih dan dapat menyerang siapa saja.
Ciri-ciri awal DM yang dapat dilihat kita kenal antara lain Polidipsi (banyak minum), Poliuri (banyak kencing), dan Polifagi (banyak makan). Namun seiring makin berkembangnya zaman dan perilaku manusia, ternyata ada lagi hal yang dapat kita perhatikan sebagai pertanda awal terkena DM.
Salah satunya luka yang tidak cepat mengering atau sembuh.Seperti Pak Elang, dia terdeteksi dan mau memeriksakan diri ke tenaga kesehatan hanya karena sariawan tidak kunjung sembuh selama satu minggu.Dan hasilnya, gula darah di atas 500.
Wajar saja, orang dengan kadar gula tinggi ketika mengalami luka maka daerah tempat luka tersebut akan disenangi bakteri karena lagi-lagi, bakteri butuh gula sebagai makanan utamanya. Walhasil, luka akan makin lama mengering dan berefek kemana-mana.
Luka inilah yang sering digunakan sebagai patokan ketaatan terapi DM karena ketika luka tidak mudah mengering, itu pertanda kadar gula mulai naik dan boleh jadi pasien tidak teratur minum obat atau bandel tidak mengurangi makanan manis.
Diabetes Dapat Dikendalikan Mungkin anda pernah bertemu dengan orang DM yang frustasi dan putus harapan hidup. Boleh jadi salah satu faktor penyebabnya adalah kebosanan harus minum obat setiap hari atau malah hawa nafsu ingin mengkonsumsi berbagai makanan manis.
Akhirnya, gula darah mereka naik lagi dan stress. Mereka merasa sudah tidak punya harapan lagi untuk sembuh karena beratnya beban yang harus mereka tanggung demi kesembuha. Padahal sebenarnya DM sangat dapat disembuhkan.
Yah….semua penyakit berat termasuk hipertensi, diabetes, jantung, stroke itu dapat disembuhkan. Syaratnya hanya satu: KETAHUAN. Bagaimana caranya untuk tahu kita menderita berbagai penyakit itu? Tugas saya sebagai Pencerah Nusantara salah satunya menangani hal tersebut, bagaimana mendorong masyarakat untuk sadar akan kesehatan diri mereka sendiri sebelum mereka sakit.
Artinya, anda semua boleh datang ke puskesmas atau sarana kesehatan terdekat ketika anda masih sehat hanya untuk memeriksakan kesehatan.Mencegah lebih baik daripada mengobati dan mengurangi paradigma ketakutan masyarakat jika “ketahuan”, itu yang selalu saya cari teknik-teknik khusus “promotif preventif”nya.
Ketika tubuh kita diketahui penyakitnya, apapun itu, hal pertama yang akan kita lakukan sebagai manusia normal adalah “marah” dan “tidak terima”. “Why me?” tentunya pertanyaan itu akan muncul apalagi jika kita termasuk orang yang sudah menjalani gaya hidup sehat.
Namun, toh pada akhirnya penyakit yang ketahuan harus dijadikan teman baik. Ketika penyakit sudah ketahuan maka akan lebih mudah untuk mengobatinya dan tubuh dapat kembali sehat. Artinya, imunitas atau penjaga tubuh anda termasuk hebat karena ketika diserang gula darah tinggi, dia merespon sehingga anda segera memeriksakan diri.
Bahkan jika perlu, lakukan prosedur menjaga diri anda semaksimal mungkin.Pemeriksaan rutin atas kadar gula darah dapat dilakukan sebulan sekali dan jika masih dalam batas normal, boleh dua bulan sekali. Yang Muda Harus Lebih Waspada Kadar gula darah dapat diperiksa dengan tiga cara.
Pertama, anda tidak perlu berpuasa dan bebas makan apa saja atau datang kapan pun dan langsung dapat diperiksa Gula Darah Sewaktu (GDS).
Kedua, anda perlu berpuasa minimal 8 jam dan hanya boleh minum air putih jika tidak kuat menahan haus demi diperiksa kadar Gula Darah Puasa (GDP).
Ketiga, biasanya setelah puasa dan diperiksa GDPnya maka anda diminta untuk makan seperti biasa (maksudnya adalah porsi dan menu seperti biasanya anda makan, tidak kurang dan juga tidak terlalu berlebihan). Dua jam setelah anda makan maka dapat diperiksa kadar Gula 2 Jam Post Prandial (G2PP).
Menentukan seseorang DM bukan perkara mudah hanya melihat satu kali pemeriksaan saja, biasanya pemeriksaan pertama yang dilakukan. Masih harus dilakukan pemeriksaan kedua dan ketiga. Namun, GDS sudah bisa dijadikan “ancang-ancang” kadar gula darah sehingga anda mulai melakukan diet.
Nah…saya sendiri terkejut ketika mendapati kadar GDS saya 180. Memang masih di bawah 200 namun baiknya untuk usia muda (< 30 tahun), milikilah GDS 100-130 karena jika di atas kadar tersebut maka kemungkinan untuk menjadi DM semakin besar jika tidak menjaga gaya hidup sehat.
Berapapun kadar gula darah anda sekarang, sudah saatnya waspada! Salam dr. Hafiihdaturrahmah Pencerah Nusantara Tosari. (Dr. Avis; http://www.kompasiana.com/avis/tetap-bertahan-walau-gula-darah-600_551b3267a33311ee21b65d17)-FatchurR