Mencoba Ferrata menuju Gunung Parang
PURWAKARTA, KOMPAS.com – Hingga kini, Gunung Parang di Kab-Purwakarta adalah satu2nya gunung di Indonesia yang punya via ferrata. Ini adalah teknik memanjat dan mendaki tangga besi yang “ditanam” di sepanjang dinding tebing.
“Sejak ada via ferrata, Gunung Parang menjadi tempat bertualang untuk yang bukan petualang,” tutur tutur penggagas Badega Gunung Parang, Dhani Daelami kepada KompasTravel, beberapa hari yang lalu saat ditemui di Gunung Parang, Purwakarta.
Maksud dari “bukan petualang” adalah ketika panjat tebing tak lagi merupakan wisata ekstrem, melainkan rekreasi. Ini karena via ferrata bisa dilakukan siapa saja, tanpa memandang usia.
Badega Gunung Parang itu sendiri merupakan komunitas sekaligus operator wisata berbasis lokal yang melayani pendakian via ferrata. Selain Badega Gunung Parang, ada juga operator wisata Skywalker yang melayani pendakian via ferrata di sisi tebing lainnya.
Tak sulit untuk mencapai Gunung Parang. Jika berangkat dari Jakarta, bertolaklah ke Purwakarta lewat jalan tol Cipularang dan keluar di pintu tol Jatiluhur. Arahkan kendaraan ke Plered.
Dari jalan utama menuju Plered, terdapat dua jalur alternatif menuju Gunung Parang. Jalur pertama adalah lewat Cilalawi, dengan jalan yang lebih mulus namun sepi. Jalur kedua adalah lewat Pasar Plered, dengan jarak yang lebih dekat namun cukup ramai perkampungan.
Waktu yang dibutuhkan untuk tiba di Gunung Parang lewat Cilalawi adalah sekitar dua jam. Sementara itu jika lewat Pasar Plered, waktu tempuhnya sekitar satu jam hingga tiba di Kampung Cihuni atau Kampung Cirangkong.
Nah, jika menggunakan transportasi umum, Anda bisa naik bus menuju Purwakarta dan turun di pintu tol Jatiluhur. Dari sana, naiklah angkutan umum jurusan Purwakarta-Plered yang berwarna hijau dan turun di Pasar Plered.
Dari Pasar Plered, Anda bisa naik angkutan umum ke Desa Cihuni atau Desa Cirangkong. Namun, angkutan umum sejenis omprengan ini hanya ada siang hari ongkosnya Rp 12.000 per orang.
Jika sore atau malam hari, Anda bisa sewa ojek menuju kedua desa itu Rp 30.000 (pagi-sore) dan Rp 40.000–malam. (Sri Anindiati Nursastri; Ni Luh Made Pertiwi F; http://travel.kompas.com/read/2016/08/14/200700427/Mau.Coba.Via.Ferrata.Catat.Transportasi.Menuju.Gunung.Parang)-FatchurR