Aku cinta Indonesia

RI gencar membangun Pelaabuhan dan Bandara

Jakarta-Biaya logistik di Indonesia berkontribusi 117% dari biaya produksi. Biaya logistik juga menghabiskan 24,6% dari produk domestik bruto. Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan, ini jadi permasalahan yang dihadapi pemerintah.

“Semua ini pasti membuat masalah dan membuat biaya logistik kita tinggi. Dibanding biaya produksi itu 17%, dibanding PDB itu 24%,” ujar Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dalam paparannya di acara forum diskusi publik sektor transportasi di Gedung UOB Plaza, Jakarta, Senin (10/10/16).

Untuk itu, pemerintah menggagas pengembangan infrastruktur transportasi di beberapa wilayah strategis. Di antaranya pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung, pembangunan jalur KA Manado-Bitung, dan beberapa pengembangan Bandara : Mutiara Palu, hingga Bandara Syamsudin Noor di Banjarmasin.

bandara diresmikanHal ini diharapkan bisa menciptakan konsep konektivitas yang diinginkan, dimana antar daerah dapat saling terhubung melalui akses yang lebih mudah.”Oleh karena itu, saya mencoba melakukan suatu terobosan akan hadirnya negara dalam konektivitas itu,” katanya.

Saat ini ada beberapa permasalahan infrastruktur transportasi di darat, laut dan udara. Seperti kurang berimbangnya komposisi moda transportasi, tingginya pengguna kendaraan pribadi jadi sumber kemacetan di kota2 besar. Hal ini pula yang ditenggarai jadi penyebab turunnya peringkat infrastruktur transportasi Indonesia di tahun 2016.

Padahal, peningkatan kualitas infrastruktur menjadi salah satu tugas pemerintah dalam meningkatkan daya saing investasi dengan negara-negara di dunia, termasuk di dalamnya infrastruktur transportasi. Bila transportasi lancar, akan mendorong investor untuk mau menanamkan modal serta meningkatkan investasi, sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Kemarin kita diundang Wantimpres, semua indeks kita turun. Dari data LPI negara ASEAN, dibandingkan 2014-2016, Indonesia turun dari peringkat 53 ke 63. Malaysia juga turun, Thailand turun. Tapi kita pikir ini juga usaha untuk meningkatkan. Karena Kamboja dan Myanmar mulai naik. Vietnam sedikit turun tapi tidak mengkhawatirkan,” tutur dia.

Budi mengatakan, peringkat kualitas transportasi kereta api Indonesia memang sedikit mengalami kemajuan dengan berhasil menempati posisi 43 dari 140 negara. Namun bandara dan pelabuhan mengalami peringkat yang kurang baik, dengan hanya berada di posisi 66 dan 82 dari 140 negara.

Padahal, pertumbuhan pengguna bandara terus bertambah, sedangkan perkembangan bandara yang lambat tidak dapat mengejar laju permintaan. Ini berarti di jaringan transportasi udara, belum diimbangi dengan kapasitas bandara yang memadai.

“Angka ini adalah yang kita lihat di mana kita ketahui bahwa ranking KA kita 43. Tapi pelabuhan dan bandara cukup di bawah. Pelabuhan 82 sementara bandara 66. Semua ini pasti membuat masalah kita, dan membuat biaya logistik kita tinggi sekali,” ujar dia.

 

(hns/hns; Eduardo Simorangkir; http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3316928/tekan-biaya-logistik-ri-gencar-bangun-pelabuhan-hingga-bandara?utm_source=News&utm_medium=Msite&utm_campaign=ShareWhatsapp)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close