Serial sampah(1/8)-Tong sampah raksasa
Jambi-Persoalan pencemaran S-Batanghari, Prop Jambi belum bisa diatasi hingga kini. Pencemaran sungai ke-4 terpanjang di Indonesia itu tetap tinggi. Pencemaran S-Batanghari yang panjang nya 800 km ini tidak hanya bersumber dari limbah cair pabrik karet, sawit, air raksa (merkuri) dari penambangan emas, perhotelan dan industri lain.
Sungai Batanghari yang merupakan sungai terpanjang di Sumatera juga tercemar dari limbah padat atau sampah rumah tangga, pasar, pertanian dan pertokoan. Berbagai upaya dilakukan pemda, pemangku kepentingan serta komunitas peduli S-Batanghari untuk mencegah dan mengatasi pencemaran Sungai Batanghari selama ini.
Beberapa waktu lalu jajaran TNI di Jambi dan komunitas masyarakat peduli S-Batanghari melakukan aksi bersih2 S-Batanghari. Maksudnya memberikan contoh kepada berbagai kalangan masyarakat agar lebih peduli terhadap kebersihan sungai ini.
Kebersihan S-Batanghari dapat perhatian penting dari jajaran TNI dan para pemangku kepentingan (stakeholders) karena air S-Batanghari hingga kini menjadi bahan baku perusahaan air minum atau air bersih bagi masyarakat Jambi.
Sungai Batanghari juga perlu terjamin kebersihannya karena sungai ini jadi salah satu destinasi wisata di daerah itu. Namun respon beberapa kalangan pengusaha dan kelompok masyarakat menjaga kebersihan sungai yang membelah Kota Jambi itu tetap kurang.
Rendahnya kesadaran pengusaha2 dan sebagian warga masyarakat Jambi mencegah dan mengatasi pencemaran S-Batanghari ini tercermin dari banyaknya sampah mencemarai sungai itu. Banyaknya sampah yang mencemari S-Batanghari menunjukkan sungai itu masih dijadikan “tong sampah” raksasa.
Kondisi ini minimal dilihat dari banyaknya sampah yang memenuhi S-Sijenjang, anak sungai Batanghari di Jambi. Sungai dekat dengan markas Pertamina Jambi ini ber-tahun2 dipenuhi sampah, termasuk sampah plastik. Limbah cair juga mencemari sungai itu, hingga berubah warna jadi hitam pekat.
Gugah Kesadaran
Untuk menggugah kesadaran masyarakat dan pengusaha di Jambi tentang pentingnya pelestarian S-Batanghari, Gubernur Jambi, Zumi Zola, DPU Prop. Jambi dan berbagai kelompok masyarakat Jambi melakukan aksi bersih sungai di S-Tembuku Sijenjang, Jambi Timur, Kota Jambi baru2 ini. Aksi pembersihan sungai itu dilaksanakan 3 hari, mulai Sabtu-Senin (10 – 12/12).
Pembersihan sampah dari sungai itu diawali dari S-Sijenjang. Zumi Zola didampingi kepala dinas instansi terkait di Jambi turun langsung ke sungai berperahu karet memungut sampah yang menumpuk di sungai ini. Aksi bersih sungai hari pertama berhasil mengangkut puluhan ton sampah di S-Tembuku Sijenjang.
Dinas PU Prop. Jambi mengerahkan satu unit eskavator (alat berat) dan 4 unit truk membersihkan sampah dari sungai itu. Aksi bersih sungai itu dilanjutkan Senin (12/12) ke kawasan pasar tradisional Angso Duo di tepi S-Batanghari dan ke kawasan Penyengat Rendah, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.
Zumi Zola mengatakan, pencemaran S-Batanghari tidak bisa dibiarkan. Pencegahan dan penanggulangan pencemaran S-Batanghari perlu terus ditingkatkan agar sungai2 tetap lestari. Kelestarian S-Batanghari perlu dipertahankan karena sungai ini sejak dulu jadi penopang kehidupan masyarakat Jambi.
Air S-Batanghari, hingga kini jadi bahan baku air PDAM di Kota Jambi dan kabupaten. S-Batanghari juga jadi sumber air untuk irigasi pertanian. S-Batanghari juga jadi sumber penghidupan petani2 ikan yang memiliki usaha keramba atau jaring apung dan kolam-kolam ikan di kawasan daerah aliran sungai (DAS).
Sungai Batanghari hingga kini masih jadi jalur transportasi penting masyarakat. Dijelaskan, sejarah dan peradaban Prop. Jambi tak bisa dilepaskan dari sungai. Sungai bermanfaat besar bagi masyarakat Jambi. S-Batanghari yang punya 21 anak sungai tetap memberi penghidupan masyarakat Jambi dan digunakan sebagai jalur transportasi.
Karena itu saya himbau masyarakat Jambi menjaga dan melestarikan sungai. Jangan lagi membuang limbah, sampah ke sungai demi menjaga kebersihan sungai.
“Sudah sama2 kita saksikan, banyak sampah dan sampah itu bukan kemarin, tapi mungkin ber-bulan2. Sungai harus dibersihkan. Jangan jadikan sungai tempat sampah. Semua pihak tidak membuang sampah di sungai. Jangan sampai sungai tidak bisa digunakan lagi. Ini tantangan bagi kita,”katanya.
Perlu Edukasi
Zumi Zola mengakui, tantangan terberat mencegah dan menanggulangi pencemaran Sungai Batanghari, yaitu mengedukasi / memberi pendidikan atau pembelajaran ke masyarakat. Sulit mengubah kebiasaan2 masyarakat membuang sampah ke sungai jika tidak dilakukan penyuluhan bahaya pencemaran sungai.
Karena itu, dinas /instansi terkait harus bergandengan tangan dengan Komunitas Peduli S-Batanghari Jambi untuk menggalakkan penyuluhan2 dan aksi bersih sungai. Melalui pola edukasi dan aksi lapangan ini, masyarakat dan pengusaha bisa sadar pentingnya pelestarian sungai. Agar pencemaran sungai dari limbah cair dan padat, khususnya sampah ke sungai di Jambi bisa dihilangkan.
“Saya harap Komunitas Peduli S-Batanghari Jambi ini makin mampu menggugah kesadaran masyarakat agar lebih peduli kebersihan dan kelestarian sungai. Saya harap aksi bersih sungai yang kita lakukan ini berlanjut, bukan hanya dilakukan secara insidentil,”katanya.
Kepala DPU prop Jambi, Dodi Irawan, mengatakan, aksi bersih sungai itu bersama Komunitas Peduli S-Batanghari Jambi untuk menggugah perhatian dan kepedulian masyarakat Jambi terhadap kebersihan S-Batanghari. Semboyan bersih sungai yang kita usung, yakni “Sayangi Sungai Cintai Negeri”.
“Melalui aksi ini, kami beri contoh sekaligus menghimbau masyarakat tidak lagi buang sampah di sungai. Masyarakat Jambi memiliki ketergantungan besar ke sungai. Jalur utama transportasinya dulu sungai. Sumber air bersih dan usaha perikanan dari sungai. Karena itu masyarakat harus jaga dan melestarikan sungai sebagai sumber kehidupan”katanya. (Radesman Saragih/JEM; Suara Pembaruan; http://www.beritasatu.com/nusantara/404292-sungai-batanghari-jadi-tong-sampah-raksasa-di-sumatera.html)-FatchurR