Sayangilah ibu selagi masih ada
Dulu, ketika Anda lapar, tangan ibu menyuapi. Ketika Anda haus, tangan ibu memberi minuman. Ketika Anda menangis, tangan ibu yang mengusap air mata. Dulu, ketika Anda gembira, tangan ibu yang menengadah syukur, memeluk dan membelai rambut Anda dengan linangan air mata bahagia.
Ketika Anda dilanda masalah, tangan ibu membelai, sambil berkata: ”Sabar ya nak, sabar ya sayang …”
Namun kini, ketika ibu sudah renta dan merasa lapar, tiada tangan dari anak-anak ibu yang menyuapi.
Dengan tangan gemetar, ibu menyuap sendiri makanan ke mulutnya.
Ketika ibu sakit, mana tangan anak yang ibu harapkan merawatnya? Ketika nyawa ibu terpisah dari jasadnya, apakah ada anak2 memandikan jenazah ibu untuk terakhir kalinya?
Jika Anda menangis teringat ibu, menangislah, itu tanda Anda menyayangi ibu. Semoga tetesan air mata Anda adalah pembersih jiwa. Karena itu, sayangilah ibu selagi masih ada. (Muchtar A.F
0811.204.888; www.startc.co dan www.muchtar-af.blogspot.com ; FB & YouTube: Muchtar A.F)-FR