Islam

Kecelik

(Walau pakai bahasa Jawa…. mudah difahami. In Syaa  Alloh)-KH Saerozi bercerita soal tiga orang yang kecelik. Kecelik adalah istilah Jawa yg digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang sangat diharapkan, akan tetapi hasilnya mengecewakan.

1-Kecelik yg pertama
Orang ingin mulia dengan memperlihatkan kebaikan.

Orang yang ingin mulia dengan ngetok-ngetokno keapikane iku, kecelik. Sebab keapikan iku lek diketokno ora nggarai (menyebabkan) apik. Justru nggarai elek,’’ tuturnya. Sebaliknya, keapikan kalau ditutupi, akan semakin kelihatan baik.

’’Sampean kenalan karo wong. Sampean takoni jenenge sopo. Kok deweke jawab. Kulo almukarrom kiai haji Sholeh. Yo malah diguyu. Kok ora ditambahi almarhum pisan,’’ ucapnya disambut tawa jamaah. Pelok (biji buah mangga), kata Kiai Saerozi, jika ditanam di tanah dalam2, justru akan menumbuhkan pohon dan buah. ’’ Coba pelok iku delehen duwur mejo. Yo sido garing,’’ tambahnya.

’’Maka ada maqolah, kun ardun fi qodaminnas. Jadilah kamu bumi bagi kaki-kaki manusia,’’ tuturnya. Bumi itu di bawah. Yo di-injak2. Yo diidoni. Tapi regane tambah suwi tambah larang. Padahal bumine ora lapo2, ucapnya kembali disambut ger-geran jamaah.

Makanya jika ngelakoni apik, sebaiknya disembunyikan atau ditutupi. Attawadlu’u la tazidu illa rif’ah. (Wong tawadlu akan semakin mulia), ucapnya. ’’Orang yang berbuat baik dengan diketok-ketokno iku biasane gak eroh (tidak tahu)  dalane berbuat apik. Utowo gak biasa ngelakoni apik,’’ jelasnya.

2-Kecelik yang kedua
Orang yang ingin kaya dengan enggan bersedekah. ’’Bayangane duwit (uang) akeh, iku lek (kalau) disimpen. Iku kecelik. Duwit akeh iku lek disedekahno. Assodaqotu la tazidu illa kasron,’’ tuturnya.
Setiap malam, malaikat turun mendoakan orang2 yang sedekah. Ya Allah, gantilah yang lebih banyak kepada orang2 yang sedekah.

’’Saya kemarin di Kediri ketemu konco yang tiap tahun gurune diberi motor. Saya tanya  kok iso ngono’’ kata Kiai Saerozi. Salah satu pengurus cerita, awalnya dia hanya memberi satu motor. Lha kok rezekine tambah akeh tambah akeh. Akhire motor yang diberikan terus bertambah. ’’Kemarin yang dibagikan sudah 11 motor,’’ bebernya.

Uang, kata Kiai Saerozi, sesungguhnya adalah pembantu. ’’Kalau disedekahkan, uang itu hidup. Golekno pahala sing sedekah,’’ jelasnya. Misalnya uang itu dipakai mbayari guru ngaji. Maka orang yang sedekah dapat pahala ngajar ngaji tanpa susah payah ngajar ngaji. Kalau hanya disimpan, uang itu turu. Sampean seneng endi duwe pembantu turu karo pembantu sing kerjo?’’ ucap Kiai Saerozi.

Orang yang medit/pelit (uangnya disimpan)  kata Kiai Saerozi, sebenarnya luman. Sebab harta yang disimpannya, ketika meninggal, seluruhnya akan dinikmati pewarisnya. Sebaliknya, orang yang suka sedekah, sebenarnya pelit. Karena semua yang disedekahkan, kelak akan ia nikmati sendiri di akhirat.

3-Kecelik yg ketiga
Orang mengira bahwa jagoan adalah yang bisa mengalahkan semua musuh,  ’’Iku kecelik.
Sebab musuh sing dikalahno, duwe bolo, duwe konco, duwe keluarga. Masio kalah, koncone, bolone, keluargane pasti balas dendam. Musuhe tambah akeh tuturnya.

Menang yang sejati, kata Kiai Saerozi, adalah dengan memaafkan. Al afwu la tazidu illa izzan. (Memaafkan akan menambah kemenangan). ’’Musuh disepuro dadi bolo, dulur ora disepuro dadi musuh, tegasnya.
Misalnya musuhan dengan tetangga kanan rumah. Ora mau nyepuro. Maka lewat depan rumahnya pasti segan. Musuhan dengan tetangga kiri rumah. Ora mau nyepuro. Lewat di depannya pasti juga segan. ’’Akhire ngiri buntu, nganan yo buntu. Padahal asline ora buntu. Sing mbuntu atine dewe,’’ jelasnya.

Kalau punya musuh, mau ngapain juga pasti susah. ’’Mau masuk musola kok di di dalamnya ada musuhe. Pasti tidak mau masuk. Ora dikipatno ngipat-ngipat dewe”, ucapnya disambut ger-geran jamaah. ’’Mau naik angkot kok di dalam ada musuhe. Pasti ora sido naik,’’ tambahnya. Makanya yang paling baik adalah memaafkan. Jagoan sejati iku nyepuroan, (pemaaf) paparnya…

“Ngeluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake”. Agar antar anak tidak ada musuhan, orang tua diminta tidak mbedak2no iki anak emas. Dan ini anak bukan emas. Tidak boleh mem-banding2kan kelebihan anak di hadapan anak yang lain.

 

Sebab kalau sudah tali silaturahmi putus, maka tali hubungan dengan Allah juga putus. Kajio bendino (kasarane) kalau hubungan dengan sanak keluarga ora apik, percuma, tegasnya. Nanang Hidayat; dari grup FB BPTg)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close