Pelajaran Dari Baghdad (TA 188)
Pada abad ke 9, Baghdad adalah pusat dunia. Kekuatan, kemewahan, iptek, kebudayaan, kesusastraan berkembang pesat beringkai keislaman. Puncak kemakmuran Baghdad karena kemegahan dan kemashuran kesusasteraan dijuluki negeri 1001 malam saat Khalifah, Harun ar-Rasyid (786-809 M) dan putranya al-Amin (809-813 M).
Peradaban Islam diperkaya kearifan filsafat Yunani yang ribuan tahun, peradaban Persia bidang hukum, gramatika dan qiraat, serta India yang menyumbang unsur2 kedokteran, perbintangan dan matematika dan ilmu2 bangunan yang sebelumnya masuk dari Mesir. Semua peradaban dari luar ini menemukan tempat subur untuk berkembang dibawah daulat Islam.
Harun Ar-Rasyid mendirikan perpustakaan yang terbesar dan menterjemahkan buku-buku dari luar. Karena lengkap dan luasnya, perpustakaan ini mirip universitas dan pusat keilmuan dan sumber penemuan-penemuan ilmiah baru yang menjadi sumbangan Islam kepada peradaban dunia.
Sejarah Dunia sudah mencatat bahwa investasi dalam bidang pendidikan dan perkembangan keilmuan adalah awal dari kemakmuran. Hadits Rasul bahwa siapa yang meniti ilmu akan dimudahkan jalan ke surga, yang ternyata kenikmatan surga itu sendiri sudah diperoleh saat di dunia.
Mesir dulu punya perpustakaan yang besar di Alexandria. Jaman modern ini pusat keimuan dimiliki oleh bangsa Eropa dan Amerika, kini mereka seolah menggenggam dunia. Negeri Timur-Tengah pernah diberi kesempatan emas oleh Allah SWT untuk memiliki kekayaan yang seolah sumur tidak berdasar.
Dengan kekayaan minyaknya sesungguhnya mereka mampu mendirikan sekolah-sekolah yang terbaik dan menyewa guru-guru terpintar dari Harvard, Oxford atau Cambridge. Mereka sesungguhnya cukup uang untuk membikin tandingan Silicon Valley di Abu Dhabi atau Kuwait.
Mereka memutuskan mendirikan gedung tertinggi, pulau buatan termegah, kereta kapsul tercepat. Belum terlambat untuk segera mengikuti peringatan Allah dalam surat At-Takasur, ayat pertama, “Kamu telah dilalaikan oleh ber-megah2an”. Mudah2am kita tidak terlalai, terlengah dan terpaling dari tujuan hidup sejati (Sadhono Hadi; dari grup WA-BPTg)-FR