Kesehatan

Ketahuilah Penyakit ginjal kronik

Jakarta-Penyakit Ginjal Kronik (PGK) dijuluki the silent disease. Karena penyakit ini diketahui pasien setelah mencapai stadium 3-4. Jadi, pasien heran saat disuruh menjalani perawatan cuci darah. Kerusakan ginjal awalnya tak bergejala.

 

Akibatnya pasien tidak mengobatinya. Nyatanya gangguan ginjal berakibat penurunan fungsi ginjal, dan tahap lanjut butuh cuci darah (hemodialisis). “Jumlah pasien yang menjalani hemodialisis akibat hipertensi dan diabetes mencapai 60%,” kata dr Dhameizar Sp PD-KGH.

Dikatakan PGK bila ginjal mengalami kerusakan lebih 3 bulan.  Jika terkena, maka tidak ada lagi istilah sembuh. Kerusakan terus berjalan dari stadium satu hingga lima (akhir). Sekira 10% dari populasi dunia menderita PGK dan diprediksi meningkat hingga 17% dekade selanjutnya. WHO mengakui penyakit ini masalah kesehatan serius. Di Tanah Air, prevalensi PGK meningkat tiap tahun.

Berdasar data Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri), sampai 2012 pasien yang mengalami PGK 100 ribu pasien. Hipertensi dan diabetes diketahui menjadi pemicunya. Dharmeizar mengatakan, masih ada faktor lain pemicu PGK, namun hipertensi dan DM bisa jadi gejala klinis penyakit ginjal. Tak hanya itu, adanya batu ginjal dalam saluran kemih turut memicu penyakit ini.

”Jangan sampai orang yang berisiko kena PGK, yakni yang memiliki diabetes, batu ginjal, atau hipertensi masuk ke dalam tahap awal. Kalau masuk stadium 1, maka sudah tidak bisa disembuhkan dan pengobatan sifatnya hanya bisa memperlambat prosesnya,” papar dr Dharmeizar.

Dampak penyakit ginjal ini besar terhadap sosial ekonomi penderita dan negara mengingat biaya mahal penanganan penyakit ini, terutama untuk biaya cuci darah atau transplantasi ginjal. Terlebih saat ini biaya pengobatan pasien PGK telah ditanggung oleh negara melalui BPJS Kesehatan.

 

Karena itu, jika penyakit ini dicegah dari awal, tentu biayanya dapat digunakan untuk penyediaan fasilitas kesehatan lain. Misal membangun puskesmas dan melengkapi obat2an dan vaksinasi. ”Kami harap diadakan edukasi mengenai penyakit ginjal, penderita dan negara dapat terhindar dari dampak besar akibat penyakit itu” harap dr Dharmeizar.

Masyarakat yang hidup di negara dengan akses pelayanan kesehatan yang rendah menghadapi risiko terbesar terhadap dampak penyakit ginjal karena biaya yang dibutuhkan untuk terapi penyakit tersebut sangat tinggi. Ginjal merupakan bagian organ tubuh yang memiliki banyak peran.

Selain berfungsi sebagai penyaring racun dan zat sisa dalam darah, ginjal menjaga keseimbangan volume dan komposisi cairan tubuh, mengatur keseimbangan asam-basa, dan mengatur tekanan darah. Begitu pentingnya peran ginjal, maka sewajarnya Anda perhatikan kesehatan ginjal. Sri noviarni. (tdy; Sri Noviarni; https://lifestyle.sindonews.com/read/1202772/155/waspadai-serangan-penyakit-ginjal-kronik-1493972217)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close