Kisah sederhana dalam menghadapi hidup (Ustadz Subhan Bawazier)-” Harta kita itu apa yang kita bagikan. Kalau yang kita simpan itu justru harta orang lain. Karena saat kita meninggalkan dunia ini, harta itu langsung pindah tangan ke ahli waris dan tidak bermanfaat untuk yang meninggal.
Padahal seumur hidup kita kerja keras mengumpulkan harta tsb. Meninggal itu tidak membawa apa2. Hanya selembar kain kafan berlapis tiga dengan diikat tali. Tidak memiliki kantung untuk menaruh uang apalagi ATM yang dipersiapkan untuk memberi tips malaikat. Tak ada kantung untuk menyelipkan kartu nama orang penting biar jalan menuju surga mulus.
Tak dapat dimodifikasi model ala hijab syari yang modis, hanya boleh satu model aja, yakni Pocong. Meski baju tiga lemari, Tidak bisa satupun dipakai / dibawa untuk ganti baju. Walau Meski punya tanah/rumah di-mana2, tetap saja harus tinggal di dalam kubur.
Meski memiliki deposito banyak di bank, tidak bisa dicairkan di dalam kubur. Meski punya banyak mobil mewah, tetap saja pergi ke kubur naik keranda. Meski punya gadget mahal dengan camera editor yang keren, tetap saja tidak bisa buat selfie dalam kubur.
Semua ditinggalkan
Dan sayangnya, Meninggal itu tidak bisa direncanakan, tidak bisa ditentukan tanggalnya. Bisa nanti, bisa besok, bisa lusa, bisa kapan aja. Semua tergantung kehendak Allah. Harta kita yang sesungguhnya masih sangat sedikit, karena kita terlalu sibuk mengumpulkan harta yang dipersiapkan untuk orang lain.
Saudaraku …
Marilah bersama2 kita kumpulkan harta kita pada Bank semesta alam milik Allah. Kita akan melihat SALDO harta kita pada saat kita kembali kepadaNya . Walau kita berangkat hanya menggunakan kain putih saja tanpa perbekalan. Namun Insyaallah sesampainya disana Allah kembalikan Seluruh Tabungan Kita di alam Semesta Milik Allah.
Tak Ada Yang Terlewat dan Tak Ada Yang Tak Terhitung. Semua Sesuai Dengan HisabNya. (Budi Yuwono-72; sumber dari http://chuyakasim.tumblr.com/post/154116553019/muhasabah-diri-kisah-sederhana-dalam)-FR
