Psikologi

Mangkok keinginan tanpa alas

Suatu pagi, raja dan pengawal istana berjalan menikmati udara segar di luar istana. Di keramaian, ia berpapasan pengemis. Raja dengan lembut menyapa pengemis ini, “Apa yang ekau inginkan dariku?”

Pengemis itu tersenyum : “Tuanku tanya, se-akan2 dapat memenuhi permintaan hamba.”

 

Mendengar  itu, raja terkejut dan tertantang, “Tentu saja aku dapat memenuhi permintaanmu. Apa yang engkau minta, katakanlah!”

Jawab pengemis, “Berpikirlah 2x, tuanku, sebelum tuanku menjanjikan apa2”

 

Rupanya pengemis bukan sembarang pengemis. Tapi raja tidak merasakannya. Timbul rasa angkuh dan tak senang pada diri raja, karena dapat nasihat dari pengemis. “Sudah kukatakan, aku dapat memenuhi permintaanmu. Apapun, Aku adalah raja yang berkuasa dan kaya-raya.”

 

Dengan polos pengemis mengulurkan mangkuk penadah sedekahnya “Tuanku dapat mengisi penuh mangkuk ini dengan yang tuanku inginkan”. Wajah raja berubah dan geram atas permintaan pengemis. Segera ia perintahkan bendahara kerajaan mengisi penuh mangkuk pengemis itu dengan emas

 

Bendahara menuangkan emas dari pundi2 besar yang di bawanya ke mangkuk itu. Anehnya, emas dalam pundi2 besar itu tidak dapat mengisi penuh mangkuk sedekah yang tanpa dasar, berlubang itu. Tak mau kehilangan muka di depan rakyatnya, raja terus perintahkan bendahara mengisi mangkuk.

 

Tapi mangkuk itu tetap kosong, seluruh perbendaharaan kerajaan: emas, intan berlian, permata habis dilahap mangkuk sedekah. Dengan perasaan tak menentu, raja bersimpuh di kaki si pengemis. Dengan ter-bata2 ia bertanya, “Dapatkah tuan menjelaskan terbuat dari apakah mangkuk sedekah ini?”

 

Pengemis : “Mangkuk itu terbuat dari keinginan tanpa batas manusia. Itu mendorong mereka bergelut dalam hidupnya”. Ada kegembiraan, gairah memuncak di hati, pengalaman mengasyikkan kala Anda ingin sesuatu. Ketika telah didapat keinginan itu, semua yang didapatkan berubah jadi tanpa arti.

 

Segalanya hilang. Seperti emas, intan, berlian masuk mangkuk tak beralas, demikian juga kegembiraan, gairah, dan pengalaman hanya memuaskan sejenak. Manusia tak pernah merasa puas. Ia selalu kekurangan. Satu2ya cara menutup alas mangkuk hanya dengan tetap bersyukur pada Tuhan atas segala yang Anda milik hari ini. (Herry Santoso-W9; sumber dari Lori Mora; https://www.jawaban.com/read/article/id/2015/11/10/58/151110064235/Mangkuk-Tanpa-Alas)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close