Iptek dan Lingk. Hidup

Tenaga nuklir terus merajalela

Beberapa tahun lalu dalam milis Mastel, Telematika dll, ramai dan hangat dibahas mengenai tenaga nuklit dan reaktor nuklir. Ada teman yang begitu ketakutan, blingsatan, sehingga menolak habis2an dibangunnya reaktor di Indonesia, seakan-akan dunia akan kiamat.

 

Apalagi dengan kejadian kecelakaan Chernobil di Rusia 20an tahun lalu, dan di Jepang beberapa tahun lalu, gara2 ada gempa. Ada banyak bukti di banyak negara maju dan lebih maju dari Indonesia yang mmalah menambah jumlah reaktor nuklirnya untuk listrik yang kebutuhannya tidak ada habis2nya.

 

Di bawah ini kebetulan saya saya baca dalam salah satu ulasan tentang pasar saham, dan sekarang tentang perusahaan yang menghasilkan Uranium bahan nuklir. (Freeport juga ternyata banyak menyimpan Uranium di bawah kulit buminya)

Apabila dalam ulasan di bawah ini disebut secara khusus Tiongkok, India, dan Korea, maka tak ayal mereka adalah negara2 yang kian mengkilau kemajuannya. Khususnya, India, negara berkembang yang tidak main2 kemampuannya selain berpenduduk no.2 setelah Tiongkok.

Saya tidak mau mengambil kesimpulan atau mengusulkan sesuait, Silahkan dicermati dan direnungkan saja. Biar yang ahli saja yang bicara tentang manfaat atau mudaratnya. Saya teringat teman saya yang jadi KDTel Sulawesi di Makasar sekitar tahun akhir th 70an yang mati2an tidak mau naik pesawat dari Makassar apabila inspeksi walaupun ada penerbangannya.

 

Dia pilih naik jeep / kendaraan serupa, biar jalan berlubang atau sejelek apapun. Dalam kerangka penerjemah Akta Final WRC-2015 (Konferensi Radiokomunikasi Sedunia) ada rekan dari KEMLU yang bila ada rapat di Semarang atau Yogya memilih naik KA dari pada pesawat, biar harus semalaman atau seharian di Kereta, daripada ketakutan pesawat jatuh dan stres. (Salam, APhD; dari grup FB-ILP)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close