Islam

Maut Itu Datangnya Tiba2(1/4)

Sudah Siapkah Anda Untuk Menyambutnya?

Sahabatku,

Kesibukan kita se-hari2 banyak menyita waktu. Rasanya baru kemarin kita menikmati masa remaja, tanpa kita sadari tiba2 jadi tua. Parahnya lagi, bacaan shalat yang kita lakukan setiap hari pun tidak tahu apa artinya. Bahkan karena kesibukan, kita menjadi lupa bahwa pada saatnya nanti kita akan mati.

 

Ya, kematian pasti akan menghampiri setiap makhluk yang bernyawa. Siapapun orangnya, dimanapun dia, bagaimanapun keadaannya, dan sedang melakukan apa, kematian akan menghampiri dengan tiba-tiba, tanpa pemberitahuan terlebih dulu.

 

Kematian itu kiamat kecil hak prerogatif Allah Swt. Ia akan datang pada waktu yang telah ditetapkan-Nya dan di tempat yang dikehendaki-Nya. Allah Swt. berfirman: ”Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, sekalipun kamu di dalam benteng yang kuat dan kokoh.” (Q.S. An Nisa’ : 78).

 

Dari Mahmud bin Lubaib, Rasul Saw. Bersabda : ”Dua perkara yang tidak disenangi oleh anak Adam. Ia tidak menyenangi kematian, padahal kematian lebih baik bagi orang beriman daripada fitnah. Dan ia tidak menyenagi kekayaan sedikit, padahal apa yang sedikit lebih sedikit pula pertanggung-jawabannya.”

 

Kematian adalah keniscayaan yang harus terjadi. Kematian bukanlah akhir dari kehidupan. Kematian adalah pintu untuk memasuki kehidupan selanjutnya, suatu kehidupan yang sama sekali lain dari yang sekarang kita alami, yaitu kehidupan uhrawi.

 

Dari literatur sufi, bagi orang2 yang bertakwa memiliki keyakinan yang sangat mendalam bahwa kematian adalah sebuah keniscayaan dan aksioma kehidupan yang tidak terbantahkan, sebagai perjalanan rohani yang paling indah.

 

Hidup itu, pada hakikatnya adalah antrian menuju kehidupan baru melalui proses kematian. Memang sejak manusia mengenal kehidupannya, tak henti-hentinya semua berusaha mendapatkan rahasia untuk bisa terus hidup sehat dan awet muda, serta mencari faktor yang dapat membuatnya langgeng.

 

Ada yang setiap bulan ke salon perawatan, ada yang terus ber-OR dan mengikuti kegiatan olah pernafasan. Ada yang berusaha cari pengobatan alternatif, ada yang mengonsumsi ramuan herbal, suplemen, atau makanan sehat.

 

Meski mencurahkan segenap usahanya, manusia belum bisa menemukan rahasianya, kecuali hanya coba2 berikhtiar. Semua manusia tunduk pada kematian dan menyerah pada panggilan ajal. Puncak kematangan manusia mulai usia 40 tahun, setelah itu kondisi fisiknya menurun. Seperti buah, kalau sudah matang ya tinggal dipetik. Begitu juga manusia, kalau matang harus siap dipetik Sang Pemilik. (Muchtar AF; dari grup WA-VN)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close