Pengalaman Anggota

MP dan Gempa (2)(FE 102)

Program  ini hanya bisa untuk menghitung “maju”, jadi kalau MP naik sekian persen, maka dana  segar (Present Value) yang dibutuhkan sekian milyard. Namun tidak bisa menghitung “mundur”, misalnya bila TELKOM menyediakan dana sekian milyar maka akan menaikan MP berapa persen?

 

Jalan keluarnya adalah trial and error, harus dicoba beberapa kali sampai ketemu, jadi perlu beberapa menit untuk menghitungnya. Pembulatan saya usulkan keatas, kekurangannya bila jumlahnya hanya ratusan juta rupiah, melalui Rakernas akan ditutup oleh kas P2Tel.

 

Saya rasa saya memiliki bekal yang cukup untuk berbicara dengan Direksi, namun ada sedikit yang mengganjal. Saya selama ini dikenal sebagai teknisi kawat, jadi bila berbicara dengan Direksi soal keuangan ini tentu tidak akan dipandang sebelah mata.

 

Saya kemudian menghubungi sahabat yang pernah menjadi Direktur Keuangan TELKOM saya minta beliau atas nama kami berbicara kepada Direksi. Topik pembicaraan tentang usulan kenaikan MP dengan beberapa alternatif dan total dana segar yang dibutuhkan. Sahabat itu pak Mursid Amal, bersedia membantu kami. Ketika beliau melihat hitungan saya, beliau terkejut.

 

“Kok pak Sadhono bisa menghitung, saya minta anak buah saya tidak berhasil menghitung”, saya hanya senyum, dalam hati “Mungkin mereka tidak memiliki data dan takut salah mengambil beberapa asumsi. Lebih aman diserahkan konsultan aktuaris”. Pak Mursid segera menghubungi  kontak2 beliau di Ditkug dan tak lama kemudian beliau berhasil mendapatkan slot waktu untuk bertemu dengan Dirut.

 

Pertemuan Direksi yang dipimpin Dirut berlangsung di Lantai 7, gedung Japati. Pak Mursid dengan mantap memaparkan slide2 yang telah saya siapkan. Dirut mengajukan beberapa pertanyaan dan dapat dijawab dengan lancar. Pertemuan itu berlangsung hampir satu jam dan pak Mursid akan segera mengakhiri presentasi dengan menyampaikan beberapa kesimpulan.

 

Tiba-tiba lantai bergoyang keras, gelas cangkir dan piring di meja berdenting. Lampu hias Kristal diatas ber-goyang2 dengan suara gemerincing. Gempa! Gempa! Pak Dirut segera saya tarik lengannya dan saya ajak bersembunyi di kolong meja. Semua yang hadir ikut bersembunyi dibawah meja rapat yang lebar itu. Waktu hanya beberapa menit tapi ayunan lantai terasa lama sekali seakan tidak kunjung selesai.

 

Akhirnya goyangan reda dan pak Dirut mengajak keluar. Satu demi satu lantai kami turuni lewat tangga, tampak seisi gedung kosong. Rupanya kami rombongan terakhir yang turun. Pada saat Dirut keluar gedung, para karyawan yang sudah berkumpul di halaman bertepuk riuh dan kami dari pensiunan diam-diam menyelinap keluar pulang ke markas S48. (Sadhono Hadi; dari grup WA-VN)-FR ***(bersambung)

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close