Tol Makin Panjang-Pemudik jangan hanya Tancap Gas
(finance.detik.com)-Jakarta; Kemen-PUPR optimistis infrastruktur jalan untuk melayani arus mudik (2018) lebih baik dari (2017). Jalan nasional yang menjadi jalur mudik kondisinya baik dengan tingkat kemantapan 90%.
Pemudik tahun ini bisa menggunakan dari Merak hingga Pasuruan (995 km) meski dari panjang itu, 237 km berstatus fungsional. Masa mudik Lebaran, pihak badan usaha jalan tol (BUJT) akan memberi diskon tol rata2 10% di seluruh ruas tol.
“Dari hasil rapat, BUJT sukarela (voluntary) memberi diskon tol. Besaran tiap ruasnya beda2 dengan rata2 10%, namun kapan mulainya belum disepakati. Sebagian ingin bersamaan dengan libur Lebaran tanggal 11-19/6/2018. Ada yang ingin diskon tol diberikan pada puncak mudik H-2 dan H+2 Lebaran. Bila BUJT sepakat,saya akan buatkan surat keputusannya,” kata Menteri Basuki tertulisnya, Jakarta (19/5/18)
Kekhawatiran makin macetnya jalan tol karena diskon, dia telah berkoordinasi dengan Kemenhub dan Kkorlantas Polri dalam manajemen lalu lintasnya. Tujuan pemberian diskon tol itu memecah puncak arus mudik dan bentuk empati dari BUJT terhadap para pemudik dalam merayakan Lebaran.
“Dengan makin panjangnya tol, pemudik diminta tidak euforia berkecepatan tinggi. Pemudik diminta ber-hati2 dan beristirahat cukup, periksa kondisi kendaraan dengan baik, jangan mogok, terutama di tol fungsional. Meski disiapkan mobil derek tentu menghambat kendaraan lain. Tol fungsional akan difungsikan satu arah dengan 2 lajur,” kata Dirjen Bina Marga Kemen-PUPR Arie Setiadi Moerwanto.
Tol fungsional dapat dilewati siang-malam, namun pengaturan di lapangan kewenangan Korlantas. Kepala BPJT Kemen-PUPR Herry Trisaputra Zuna mengatakan kesiapan pemerintah tahun ini didasarkan refleksi mudik (2017). Saat ini transaksi tol 100% non tunai, sehingga upaya mengurangi antrian di gerbang tol, pihak BUJT akan memaksimalkan gardu2 transaksi untuk beroperasi.
Ditambah petugas dengan mesin pembaca kartu tol (mobile reader e-toll) dan menyiapkan lebih banyak fasilitas top up dan kartu baru yang tersebar di rest area dan gardu transaksi tol. Pemudik dihimbau untuk memastikan ketersediaan saldo sebelum memasuki jalan tol guna menghindari terjadinya kemacetan di gardu transaksi.
“Contoh, tarif Jakarta-Surabaya Rp 344.000. Pemudik dapat mengisi saldo kartu elektronik maksimal Rp 2 juta. Ada 250 mobile reader yang siap dan 150 ribu kartu baru mengantisipasi pemudik yang belum punya kartu elekrtonik tol. Untuk rekayasa Lalin diserahkan kepada Kakorlantas,” ujar Herry.
Untuk fasilitas di jalan tol, meski sebagian jalan tol fungsional, akan dilengkapi fasilitas2. “Jalur fungsional dilengkapi rambu, marka jalan yang dikengkapi dengan spotlight, pembatas jalan (Median Concrete Barrier), dan tempat istirahat sementara yang dilengkapi parkir, toilet & mushola,” ungkapnya.
Pada mudik 2018, Jembatan Kali Kenteng (496 meter) di ruas tol Salatiga-Kartasura belum bisa dilalui. “Kami bangun jalur sementara di sisi bawah jembatan, dengan kondisi perkerasan lean concrete, tidak curam sehingga aman bagi pengguna jalan,” kata Arie.
Direktur Jalan Bebas Hambatan dan Fasilitasi Jalan Daerah Ditjen Bina Marga Kemen-PUPR Sugiyartanto menghimbau ke pemudik yang ingin lewat Jembatan Kenteng pada ruas tol Salatiga-Kartasura untuk ber-hati2 dan jika kondisi cuaca hujan atau larut malam, diharapkan lebih memilih jalan arteri.
Kelancaran dan keamanan mudik tidak hanya ditentukan prasarana, pengaturan lalu lintas, juga didukung oleh perilaku para pengendara selama di jalan. (Ara; Ang; Puti Aini Yasmin; Bahan dari : https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4028417/jalan-tol-makin-panjang-pemudik-diminta-jangan-cuma-tancap-gas)-FatchurR