(news.detik.com)-Kudus; Warga Kudus punya tradisi2 menghormati Walisongo. Salah satunya parade “Sewu Kupat” (seribu ketupat). Kegiatan ini perayaan menghormati Sunan Muria seminggu usai Idul Fitri atau 7 Syawal.
Prosesi Parade Sewu Kupat diadakan di Taman Ria Colo di Kecamatan Colo, Kudus, (22/6/18). Ada belasan gunungan isi ketupat. Mengingat hari itu acara bertepatan Hari Raya Ketupat. Kadisbudpar Kudus Yuli Kasiyanto mengatakan, prosesi parade Sewu Kupat diawali manaqib sore sebelumnya, pagi esoknya ziarah ke makam Sunan Muria.
“Perjalanan kirab Kanjeng Sunan Muria mengarak belasan gunungan terbuat dari ketupat dan hasil panen desa di Kecamatan Dawe dari makam Sunan Muria ke Taman Ria Colo. Dibawa ke Makam Sunan Muria untuk dimintakan berkahnya” kata Yuli pada sambutannya.
Prosesi makin meriah dengan pemotongan ketupat secara simbolik oleh Bupati Kudus Musthofa, lanjut drama tari kolosal. Puncaknya saat ribuan warga berebut ketupat dan hasil bumi dari belasan gunungan yang diarak. “Seluruh desa ikut parade sewu kupat. Panitia berterima kasih. Semoga tahun depan bisa terus dilakukan” ucapnya mewakili panitia Parade Sewu Kupat.
Bupati mengatakan, Parade Sewu Kupat itu bentuk kegiatan menghormati Sunan Muria. “Warga Kudus hormat kepada Sunan Muria. Kita ngalap berkah dari Kangjeng Sunan Muria” kata Musthofa. Sewu Kupat Kanjeng Sunan Muria tahun ini kegiatan tahun ke-11. Dia harap tradisi ini tidak punah.
“Bukan sekadar objek wisata tapi cari berkah” ucapnya. Warga asal Desa Japan, Dawe, Wasiyati (50) sengaja ke acara serta berebut kupat. “Untuk ngalap berkah. Tiap tahun pasti ke acara ini” . Nano (48) wisatawan dari Boyolali mengatakan, dia ke parade Kupat Sewu karena penasaran.
“Bagus acaranya. Saya bersama keluarga ikut datang,” kata Nano. (Sip; Sip; Akrom Hazami; Bahan dari : https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4077853/melihat-parade-sewu-kupat-kangjeng-sunan-muria-di-kudus)-FatchurR *
