(travel.kompas.com)-BANYUWANGI, Masyarakat Kelurahan Boyolangu, Kec-Giri, Banyuwangi, punya tradisi unik setiap hari ke-10 lebaran. Dengan mengendarai dokar, mereka ke Pantai Watu Dodol yang berjarak 15 km dari tempat mereka tinggal.
Sesampai di Pantai Watu Dodol, mereka menggelar selamatan dengan makan bersama di sepanjang pantai sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang mereka dapatkan setahun terakhir. Rugito, tokoh masyarakat Boyolangu kepada Kompas.com di sela2 tradisi Puter Kayun, mengatakan selain sebagai rasa syukur atas rezeki dari Tuhan, acara ini napak tilas dari sesepuh Desa Boyolangu: Ki Buyut Jakso.
“Dulu saat membuka jalan di sebelah utara, Belanda minta bantuan pada Ki Buyut Jakso karena bagian utara ada gundukan gunung yang tidak bisa dibongkar. Ia lalu bersemedi dan tinggal di Gunung Silangu (sekarang Boyolangu). Atas kesaktiannya dia bisa membuka jalan itu sehingga wilayah itu diberi nama Watu Dodol, yang artinya watu didodol (bongkar),” jelas Rugito.
Ki Buyut Jakso berpesan agar anak keturunannya pergi ke Pantai Watu Dodol untuk me-napak tilas apa yang dilakukannya. “Karena hampir semua masyarakat Boyolangu itu kusir dokar, maka ya kami naik dokar. Ada yang bilang puter kayun ini lebarannya kusir dokar. Dulu lebih dari 100 dokar tapi kini tersisa 7 dokar di Boyolangu, sedang seluruh Banyuwangi hanya 17 dokar.
Hari itu yang ikut 15 dokar, dari Patoman dan Genteng. Masyarakat lebih memilih naik mobil pickup atau sepeda motor karena dokarnya langka,” jelas Rugito yang juga Ketua Paguyuban Dokar Boyolangu. Untuk menggelar tradisi ini, warga dan kusir dokar iuran dan tahun ini terkumpul Rp 12 juta. “Murni swadaya masyarakat karena kami harap tradisi ini berjalan sampai nanti ke anak cucu”.
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com; dengan judul “Puter Kayun, Tradisi Lebaran Kusir Dokar di Banyuwangi”, Penulis : Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati; I Made Asdhiana; Bahan dari : https://travel.kompas.com/read/2014/08/07/084325027/Puter.Kayun.Tradisi.Lebaran.Kusir.Dokar.di.Banyuwangi)-FatchurR
