Embun Pagi-Senyum si Nona
Sesungguhnya saya memiliki variant lain Clerodendrum thomsoniae, atau orang jaman yesterday menyebut si Nona Makan Sirih, daun bunganya putih semburat kuning, tembem bak pipi nona, sedang putiknya menyembul warna merah menyala bagai bibir perempuan muda sedang menginang sirih itu.
Yang itu saya belum punya, yang saya miliki warna merah, ada tiga jenis merah yang dimilikinya, merah keputihan, merah muda dan merah tua. Sepanjang tahun ia berbunga, tidak ada jedanya. Jumlah helai bunganya jauh lebih banyak dari jumlah lembar daunnya yang berbentuk oval berwarna hijau gelap, banyak sekali dan indah.
Nah, Nona Makan Sirih yang asli, putih itu saya belum punya, untuk itu saya menyetek kedua jenis variant itu, yang putih dan yang merah, sekitar 30 pot kecil ukuran 15 cm. Setiap hari saya sirami agar tanahnya lembab dan saya amati perkembangan hidupnya. Awalnya tampak sebuah titik hijau cerah sebesar ujung jarum muncul di atas ketiak bekas tangkai daun.
Hari demi hari titik itu tumbuh dalam wujud pucuk daun mungil. Setelah beberapa minggu tumbuhlah beberapa daun muda yang sudah sempurna bentuknya. Ajaibnya, meskipun bayi ini kecil yang baru memiliki beberapa lembar daun, akarnyapun masih belum stabil, sudah memberikan tanda-tanda akan berbunga ! Betul saja, bunga2 putih bermunculan pada pucuk daunnya. Waduh cantiknya …….
Saya hitung, daunnya baru berjumlah enam lembar namun kuncup bunganya sudah ada sepuluh buah. Alhamdulillah. Allah tersenyum kepada saya.
Rencananya bunga2 ini akan saya tanam untuk saya rambatkan pada atap garasi yang berada dibawah dan saya bisa menikmati bunganya dari atas. Saya harapkan masih sisa beberapa sisa akan saya tawarkan kepada yang berminat. Anda mau? (Sadhono Hadi; dari grup WA-VN; EP 03)5-FR