Psikologi

Bosan hidup

Seorang pria mendatangi Sufi yang diseganinya “Sufi, saya bosan hidup. Rumah tangga berantakan. Usaha kacau. Saya ingin mati”

Sang Sufi senyum, “Oh, kamu pasti sakit, dan penyakitmu pasti bisa sembuh.”

 

“Tidak Sufi, tidak. Saya tidak ingin hidup lagi, saya ingin mengakhiri hidup saya” tolak pria itu.

“Baiklah kalau itu keinginanmu. Ambil racun ini. Minumlah setengah botol malam ini, sisanya besok sore jam 6. Jam 8 malamnya engkau akan mati dengan tenang.” Pria itu bingung. Pikirnya tiap Sufi yang ia pernah datangi memberi semangat hidup. Tapi yg ini sebaliknya dan justru menawarkan racun.

 

Sesampai di rumah, ia minum setengah botol racun yang diberikan Sufi. Ia putuskan makan malam dengan keluarga di restoran mahal dan pesan makanan favoritnya yang lama tidak pernah ia lakukan. Untuk meninggalkan kenangan manis, ia bersenda gurau dengan riang bersama keluarga yang diajaknya. Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, “Sayang, aku mencintaimu.”

 

Besok paginya dia bangun tidur, membuka jendela kamar dan melihat pemandangan di luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk jalan pagi. Pulang ke rumah, istrinya masih tidur. Ia membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, dan satunya untuk istrinya.

 

Istrinya merasa aneh, ter-heran2 dan bertanya, “Sayang, apa yg terjadi? Mungkin aku ada salah ya. Maafkan aku ya sayang?”

Kemudian dia ke kantornya, ia menyapa tiap orang. Stafnya bingung, “Hari ini, Boss kita kok aneh ya?” Ia lebih toleran, apresiatif terhadap pendapat berbeda. Ia seperti mulai menikmatinya.

 

Pulang sampai rumah jam 17, istrinya menungguinya. Sang istri menciumnya, “Sayang, sekali lagi mohon maaf, kalau aku selalu merepotkanmu.” Demikian halnya dengan anak2nya yang berani bermanjaan kembali padanya. Tiba2, ia merasa hidup begitu indah. Ia mengurungkan niatn bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan racun yang terlanjur ia minum?

 

Bergegas ia datangi Sufi, dan bertanya cemas mengenai racun yang telah ia minum kemarin. Sang Sufi dengan enteng mengatakan, “Buang saja botol itu. Isinya hanya air biasa kok. Dan saya bersyukur bahwa ternyata kau sudah sembuh.”

 

“Bila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan ini. Maka leburkan “belenggu egomu”. Satu kata untukmu, “Bersyukurlah”. Karena itulah rahasia kehidupan sesungguhnya. Itulah kunci kebahagiaan, dan jalan menuju ketenangan. (Muchtar AF; dari grup WA-VN)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close