Wisata dan Kuliner

Jelajah ke Taman Nasional Bali Barat(1/2)

(cnnindonesia.com)-Menjangan, Selama ini Bali diidentikkan wisata yang berpangkal pada aktivitas hura2. Hal ini bisa dipahami, mengingat tidak banyak orang yang datang ke Bali lewat jalur darat.

Kebanyakan wisatawan yang  ke Bali ‘masuk’ melalui Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, setelah itu sibuk dengan rencana masing2 dan berkutat di kawasan Bali Selatan. Jika ada yang ingin kabur dari hiruk pikuk kawasan padat wisatawan, biasanya Bali Utara atau Bali Timur jadi alternatif mengingat durasi tempuhnya tidak terlampau lama, dan fasilitasnya tak jauh beda.

Tak banyak yang pilih Bali Barat sebagai tujuan. Untuk ke kawasan Bali Barat perlu 3 jam perjalanan dari Bandara. Satu2nya jalan pintas ke kawasan Bali Barat melalui jalur darat dari Banyuwangi. Siang itu, rute itu yang saya pilih memasuki kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB).

Pukul 14.00 WIB saya mendarat di Bandar Udara Blimbingsari, Banyuwangi. Hanya perlu satu jam untuk mencapai TNBB, itu pun termasuk penyeberangan dengan kapal feri dari Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi ke Pelabuhan Gilimanuk di Bali yang durasi 30 menit.

Begitu tiba di Gilimanuk, perlu 5 menit menggunakan kendaraan bermotor menemukan gerbang TNBB. Namun karena rekan saya lapar banget, putuskan cari makan siang di Banyuwangi. Menunya Nasi Tempong dan Rujak Soto khas Banyuwangi.

Kami tiba di Pelabuhan Ketapang pukul 17.30 WIB, pendaran cahaya mentari yang akan tenggelam menemani penyeberangan ke Pulau Dewata. Saat itu bukan musim liburan, jadi kapal lengang. Hanya  25 orang di ruang tunggu penumpang. Saya pilih menghabiskan waktu mengelilingi kapal feri usang, sembari mengamati cahaya mentari menghilang perlahan.

Gelombang Selat Bali pertengahan Oktober-2018 tidak membuat kapal limbung. Perjalanan ini syahdu dan senyap, Bali terlihat lebih gelap ketimbang Banyuwangi yang kini makin gemerlap. Banyuwangi yang saya lihat berbeda dengan 22 tahun silam, saat pertama menapakkan kaki di Bumi Blambangan.

 

Rombongan saya ke TNBB atas undangan dari Plataran L’Harmonie atau Plataran Menjangan Resort & Spa, ajang trail run atau lari lintas alam kedua kalinya. Plataran Menjangan Resort & Spa itu resort atau sanggraloka di TNBB . Sudah dapat Izin Usaha Pemanfaatan Sarana Wisata Alam (IUPSWA). Dari 320 ha area konsesi yang diizinkan, hanya 10% yang dapat dibangun, sisanya berkonsep wisata alam.

Kami masuk Plataran Menjangan Resort & Spa pukul 19.30 WITA, tak ada yang bisa dilihat selama perjalanan masuk dari jalan utama ke sanggraloka. Hanya pohon2 tidak berdaun, maklum saja saat itu Indonesia musim kemarau. Pohon2 enggan untuk meneduhkan. Perlu waktu 15 menit menuju kawasan sanggaraloka, jalanan berbatu adalah menu utama di kawasan ini.

Satu hal di benak saya selama 15 menit perjalanan malam itu, tempat ini nyaris sama dengan Burkittsville di film horor berjudul The Blair Witch Project. Namun benak saya itu diruntuhkan ketika kendaraan kami sampai di Bajul Lodge, tempat kami menginap.

 

Bajul Lodge itu penginapan sederhana untuk backpacker. Berwujud pondok kayu, tapi fasilitas memadai. Untuk menginap di sini, turis bisa bayar mulai Rp500 ribu per malam. Wifi, pendingin ruangan, dan pemanas air itu kemewahan fasilitasnya. Ada kopi – teh bisa dikonsumsi sepuasnya.

 

Yang ingin lebih mewah bisa ke Plataran Menjangan Resort & Spa dengan bangunan bentuk vila. Ada harga ada rupa, tarifnya dari Rp3,5 juta per malam. (ard; ard; Agung Rahmadsyah; Bahan dari : https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20181026011659-269-341532/jelajah-kawasan-taman-nasional-bali-barat)-FatchurR  *Bersambung……..…

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close