Embun Pagi-Sawo
Saya suka sekali buah sawo masak. Rasanya manis dengan tekstur daging buahnya yang lembut, seolah tanpa serat. Warna buahnya sungguh unik. Adakah buah lain selain sawo yang berwarna coklat terang seperti warna kulit kita?
Para ahli menamakan buah ini, manilkara zapota, saya tidak tahu dari mana asal tanaman ini. Apakah karena orang menamai sawo manila, ia berasal dari Philipina? Padahal di sana namanya Tsiko.
Dulu, di rumah saya di Cigadung Bandung, tanaman ini tumbuh di sudut halaman depan. Dahannya banyak dan tumbuh rendah, sehingga senang sekali cucu-cucu saya memanjatinya. Buahnya, masya Allah lebatnya, tidak mengenal musim berbuah sepanjang tahun.
Tanaman itu dulu saya pindahkan dari sebuah pot kecil. Sekalipun di dalam pot, ia tumbuh sehat dan subur, bahkan berbuah. Sekalipun saat itu buahnya tidak besar, tapi ukuran bijinya normal besarnya. Kulit bijinya berwarna hitam mengkilat dan sangat keras.
Saya kadang heran dan merenung, pandai sekali sawo membuat biji yang sekeras batu. Padahal hanya rabuk dedaunan lapuk yang saya taburkan keakarnya. Mungkin Allah Yang Maha Bijak, mengajarkan kepada saya, “Jadilah seperti sawo, bersikap lembut dan manis, tapi memiliki hati yang tangguh dan teguh”. Wallahu a’lam bishawab. (EP 046)
(Sadhono Hadi; dari grup WA-VN)-FR